Ah-tenane
Kamis, 26 November 2009 - 10:14 WIB

Telanjur sayang

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pagi-pagi sebelum bekerja, Jon Koplo dan Tom Gembus, dua orang buruh tani Boyolali ini sudah nongkrong di warung soto Yu Cempluk. Mereka asyik menyantap soto sampai gembrobyos.
Berbeda dengan Tom Gembus yang hanya makan nasi soto dan teh Nasgithel saja, Jon Koplo seperti orang yang kaliren, karena selain makan soto dan minum, lauk pauk seperti tahu, tempe, bakwan, dan kerupuk pun mak lheb, disantapnya.
”Hitung, Yu!” teriak Jon Koplo sambil menunjuk beberapa makanan yang mereka makan, sementara Yu Cempluk mencatat dan menghitung dengan cermat.
”Semua habis Rp 16.500,” kata Yu Cempluk.
”Oalah kok ya tidak sampai satu lembar,” kata Jon Koplo sajak kemaki sambil menyerahkan selembar uang dari saku celananya.
Yu Cempluk menerima duit itu sambil plenggang-plenggong.
”Susuke endi Yu, kok malah bengong?” tanya Koplo.
”Susuk apa Kang? Ini malah kurang! Duit sampean cuma dua ribu, kurang Ro 14.500!” jawab Yu Cempluk.
”Lhoh, piye ta Yu? Duitku tadi Rp 20.000,” Koplo ngeyel.
Untung uang itu masih dipegang Yu Cempluk, kemudian ditunjukkan kepada Jon Koplo dan pengunjung lain, ”Niki lhe, angka enule mung telu,” terang Yu Cempluk sambil menunjukkan uang baru pecahan Rp 2.000. Tak urung para pengunjung jadi ger-geran. Sadar kalau uangnya mung rong ewu spontan wajah Koplo abang ireng saking malunya. Akhirnya terpaksa Tom Gembus yang mbayar.  Kiriman Waluyo Jati, Kantor Kecamatan Sawit, Ngumbul, Kemasan, Sawit, Boyolali.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Jon Koplo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif