News
Rabu, 25 November 2009 - 16:26 WIB

Depkeu: APBD 2010 perhitungkan kenaikan TDL

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta– Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Departemen Keuangan (Depkeu) Anggito Abimanyu mengungkapkan bahwa perhitungan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sudah masuk dalam APBN 2010.

“Kalau untuk listrik memang ada perhitungan TDL-nya,” kata Anggito di sela-sela rapat Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan di Gedung DPR Jakarta, Rabu (25/11).

Advertisement

Anggito menyebutkan, APBN 2010 tidak hanya memperhitungkan TDL tetapi juga upaya efisiensi, target “sale”-nya, dan “losses” atau tingkat kehilangan. “Itu tentu ada dasar perhitungannya, kalau menghitung harus ada dasarnya,” katanya.

Sementara itu untuk opsi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di APBN 2010, Anggito mengatakan, tidak ada opsi kenaikan harga BBM dalam APBN 2010. “Kita akan me-‘maintain subsidi dengan ‘policy’ yang sekarang ada untuk harga BBM ini,” katanya.

Mengenai percepatan perubahan APBN 2010 yang akan dipercepat sekitar Maret 2010, Anggito mengatakan, perubahan itu sifatnya hanya penambahan saja dan tidak mengubah postur APBN secara keseluruhan.

Advertisement

“Jadi kalau ada pemerintahan baru punya program-program yang belum tertampung, ada ruang untuk menambah,” katanya.

Sementara itu ketika ditanya apakah ada sisa lebih penggunaan anggaran (SILPA) tahun 2009 yang bisa digunakan untuk pembiayaan infrastruktur pada 2010, Anggito mengatakan, pada akhir tahun baru akan ketahuan.

Anggito mengatakan bahwa penerimaan dan pembiayaan selama 2009 akan dapat menutup semua belanja. “Silpa tidak akan sebesar tahun 2008 karena 2008 realisasi pendapatan negara di atas 100 sementara belanjanya sekitar 90 persen sehingga performance-nya bagus di pendapatan tapi kurang di belanja,” katanya.

Advertisement

Sementara untuk 2009, realisasi penerimaan sekitar 95 persen sedang belanja sekitar 97 persen untuk kementerian dan lembaga.

“Tapi untuk subsidi dan bunga utang turun karena kurs menguat, itu sebabnya belanja menjadi konservatif, tapi untuk belanja kementerian dan lembaga jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi potensi Silpa tetap ada tapi masih proyeksi,” katanya.

ant/isw

Advertisement
Kata Kunci : Depkeu
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif