News
Selasa, 24 November 2009 - 09:09 WIB

KRI Diponegoro-389 mulai tinggalkan tanah air

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta– KRI Diponegero-389, meninggalkan tanah air enam bulan silam menuju sebuah laut di ujung barat bumi, di perairan laut Lebanon. Daerah yang dikenal oleh para sastrawan sebagai tanah kelahiran Khalil Gibran sang pujangga.

Bukan akan melakukan misi pertukaran kebudayaan dan kesenian, tapi sebuah misi kemanusiaan dan perdamaian. 100 orang prajurit pilihan berangkat di bawah bendera persatuan dunia PBB sebagai Satgas Maritime Task Force (MTF) sebagai Kontingen Garuda XXVIII-A/UNIFIL .

Advertisement

Menggunakan nama Pangeran Diponegoro, salah seorang pahlawan nasional Indonesia yang ikut berperang dalam perang jawa 1825-1830. Kapal jenis korvet ini yang digunakan sebagai kapal patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam, dan anti pesawat udara.

30 hari lamanya kapal nan canggih ini mangarungi laut dengan kedalaman dasar yang masih misterius dan gelap. Merapat di dermaga-dermaga negara sahabat yang asing bagi para awaknya.

Advertisement

30 hari lamanya kapal nan canggih ini mangarungi laut dengan kedalaman dasar yang masih misterius dan gelap. Merapat di dermaga-dermaga negara sahabat yang asing bagi para awaknya.

“Kami singgah di berbagai pelabuhan di luar negeri untuk mengisi logistik. Misalnya di Kochin, India, Salala, Oman, dan Port Said di Mesir,” ujar Komandan Kapal KRI Diponegoro-365 Letkol Laut (Pelaut) Arsyad Abdullah.

Hal ini disampaikannya di atas Kapal KRI Diponegoro-365 saat bertolak dari dermaga Tanjung Priok, Jakarta Utara menuju ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Minggu (22/11).

Advertisement

“Di samping kita juga membantu untuk meningkatkan kemampuan tentara AL Lebanon untuk menjaga wilayah lautnya sendiri,” katanya.

Arsyad menceritakan, saat tiba di Lebanon, perwira dari PBB mengaku terkejut dengan cepatnya pasukan TNI AL berinteraksi dan mengikuti semua prosedur yang telah ditetapkan.

“Semua kegiatan yang diberikan dan mendapat sambutan dari mereka. Mereka sangat mengharapkan ada pengganti, bahkan sebelum saya kembali mereka menanyakan kapan kapal pengganti datang? saya hanya menyampaikan kita sudah menyiapkan kapal,” jelasnya.

Advertisement

Selain itu, selama bertugas, operasi yang dilakukan berjalan lancar. Seluruh kendala itu bisa diatasi oleh pasukan tentara Indonesia.

“Di awal kita banyak mendeteksi pesawat Israel melintas di udara dan itu hanya merupakan Air Penetrasion. Selama kita lakukan operasi ada masalah dan semua kita bisa atasi,” tuturnya.

dtc/isw

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : KRI
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif