Ah-tenane
Senin, 23 November 2009 - 12:04 WIB

Gudeg balungan...

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Dua nenek bertetangga, Mbah Cempluk, 65, dan Mbah Nicole, 70, yang tinggal di Sukoharjo ini sama-sama tinggal di rumah sendirian karena suamimereka sudah meninggal dan anak-anaknya sudah pada mentas semua. Karena merasa senasib dan tak punya tanggungan itulah mereka menjadi seperti saudara.
Saling memberi dan meminta sudah menjadi kebiasaan, termasuk dalam hal makanan.
Nah, pada Lebaran kemarin, Mbah Nicole memasak sayur gudeg yang akan disuguhkan untuk anak, cucu dan buyut-buyutnya kalau berkunjung. Biar tambah mak nyus, gudeg itu ditambahi thethelan dan balungan sapi.
Saat enak-enaknya ngincipi gudeg buatannya itu, tiba-tiba Mbah Cempluk nyelonong masuk.
”Mangsak apa, Yu? Aku njuk sithik kene, tak nggo nutup kendhang, tinimbang mangsak dhewe, males, wong besok sudah Lebaran,” kata Mbah Cempluk yang tanpa menunggu persetujuan sang empunya langsung mengambil dan mewadahinya dalam mangkuk, kemudian membawanya pulang.
Bedug Magrib yang ditunggu-tunggu pun tiba. Setelah minum teh nasgithel, Mbah Cempluk langsung tancap gas, menyikat nasi plus lawuh cap mint dari Mbah Nicole. Tulang-tulang yang ada juga dikrokoti sampai bersih, baik tulang yang besar sampai tulang yang kecil-kecil, klethak-klethuk sajak enak tenan.
”Iki balungan apa ta, kok ana sing cilik barang,” batin Mbah Cempluk merasakan ada tulang kecil yang nyesel.
Karena penasaran, dilepeh-lah tulang itu, ”Bah…!” dan mak kluthik… Ternyata apa Pembaca? Butiran kecil yang dikira balungan itu adalah tulangnya sendiri alias giginya sendiri yang copot saat ngrokoti balung tadi.
Oalah Mbah… Mbah! Saking nikmatnya makan gudeg balungan untu… –  Kiriman Erwin Kartinawati, Triyagan RT 01/RW VI Mojolaban, Sukoharjo 57554.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Jon Koplo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif