News
Kamis, 19 November 2009 - 17:14 WIB

Tiga korban tewas tersambar petir dimakamkan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pemalang–Tiga korban tewas tersambar petir di Desa Payung, Kecamatan Bodeh, Pemalang, Jawa Tengah, dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat, Kamis (19/11) pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Ketiga korban tewas tersebut yakni Farisin bin Cahyono,40,warga Dukuh Bagolan, RT 16 RW 4 Desa Karangbrai, Slamet Raharjo bin Hutoyo,32, warga RT 4 RW 1, Desa Payung dan Ruslani bin Daryono,37, warga Desa Cengak RT 1 RW 3, semuanya masuk Kecamatan Bodeh, kata Duryani, korban selamat, di Pemalang, Kamis.

Advertisement

Dalam peristiwa naas pada Rabu (18/11) tersebut selain tiga korban tewas, korban lainnya mengalami luka bakar dan dirawat di Puskesmas Kebandaran, Bodeh yakni Sugeng,47, Ranoto,23, Wahyono,40, Rudan,43, Suwarno,44, dan Ratmad,47, sedangkan korban selamat Tarjani,31, dan Duryani,41.

Tarjani, salah satu korban selamat, mengatakan, saat peristiwa tersebut, 11 penggali pasir di lahan larangan di Desa Payung sedang berteduh di gubug yang letaknya sekitar 200 meter dari lahan penggalian pasir.

“Hujan turun sangat lebat, sehingga kami berteduh di bawah gubug bambu kurang lebih satu jam lamanya. Turunnya hujan juga disertai angin kencang dan petir yang menggelegar berulang-ulang,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan, mendengar suara petir menggelegar hingga tiga kali, sambaran petir pertama tidak apa-apa, begitu juga sambaran petir kedua, namun saat sambaran petir ketiga, dirinya tidak ingat lagi.

“Pada saat itu saya melihat sembilan orang teman masih tergeletak tak berdaya, sehingga saya minta tolong kepada penduduk, sementara itu Duryani menolong teman lainnya yang terluka bakar,” katanya.

Hutoyo, ayah salah satu korban tewas Slamet, mengatakan, keluarga merasa kaget mengetahui putra ketiga dari lima bersaudara tewas tersambar petir saat sedang bekerja menggali pasir kemarin.

Advertisement

“Padahal sebelum berangkat kerja, kami sempat melarangnya pergi menggali pasir mengingat cuaca tampak mendung pekat dan suara petir juga bergemuruh beberapa kali,” katanya.

Namun, Slamet yang terkenal mempunyai kemauan keras itu tetap bekerja meski cuaca sedang tidak bagus, katanya, hingga akhirnya mengalami musibah dan meninggal dunia.

Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Pemalang, Purwoko Hadi Broto, mengatakan, seluruh korban akan memperoleh bantuan kemanusiaan baik dari petugas kesehatan maupun dari pemerintah daerah.

“Untuk bentuk bantuan saya belum tahu, namun yang pasti mereka akan memperoleh bantuan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap para korban,” katanya saat ditemui sebelum pemakaman.  
Ant/tya

Advertisement
Kata Kunci : Petir
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif