Soloraya
Rabu, 18 November 2009 - 19:54 WIB

Siasati krisis anggaran, Pemkab bidik tiga sektor

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Menyiasati krisis APBD tahun 2010 mendatang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali berencana untuk membidik tiga sektor untuk mengoptimalisasi pendapatan asli daerah (PAD) yakni dengan memaksimalkan retribusi pasar, pajak dan bagi hasil pajak bumi dan bangunan (PBB) dengan pemerintah pusat.

Demikian dikemukakan Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Daryono ketika ditemui wartawan seusai menghadiri acara Serah terima jabatan dan pelantikan Rektor Universitas Boyolali (UNB) di kampus UNB, Rabu (18/11).

Advertisement

Sekda mengakui dalam RAPBD 2010 kabupaten tersebut bakal mengalami defisit riil yang mencapai Rp 10 miliar, terutama jika penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) berlangsung dengan dua putaran.
“Kalaupun Pilkada bisa berlangsung satu putaran, tetap terjadi defisit, namun perkiraannya kecil, yakni hanya sekitar Rp 2 miliar. Namun bila Pilkada berlangsung dua putaran defisitnya bisa mencapai Rp 10 miliar,” ujar Sekda.

Sekda menuturkan defisit tersebut merupakan dampak dari melesetnya perhitungan perolehan Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat, maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). Awalnya DAU tahun 2010 diperhitungkan bisa mencapai Rp 618 miliar, ternyata hanya mendapat Rp 587,5 miliar. Sedangkan DAK yang diperhitungkan Rp 69,8 miliar, hanya mendapat Rp 55,6 miliar. Sehingga defisit yang terjadi senilai Rp 52,6 miliar. Di sisi lain Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) hanya Rp 42 M, sehingga defisit riil mencapai Rp 10 M.

Sekda menegaskan jika Pilkada bisa berlangsung hanya satu putaran, maka krisis anggaran diperkirakan masih bisa ditutup dari optimalisasi PAD, yakni dengan menggenjot sejumlah sektor yang ada.
sry

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : APBD Boyolali
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif