SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Dengan dibantu panitia yang lain, Gendhuk Nicole pun cancut taliwanda melaksanakan semua kegiatan, mulai dari perencanaan, pembuatan proposal, publikasi, sampai hal-hal teknis yang njlimet.
Saat gencar-gencarnya melakukan publikasi ke sekolah-sekolah dasar, Gendhuk Nicole dikabari rekannya, Jon Koplo, bahwa ada kerabat dari siswanya yang meninggal. Sebagai wali kelas, Nicole pun berusaha menyempatkan diri melayat sambil masih membawa beberapa surat dan dokumen kegiatan tryout-nya, karena deadline kegiatan semakin dekat.
”Sambil menyelam minum air. Nanti sekalian mampir untuk koordinasi dengan pihak-pihak terkait,” pikir Nicole.
Pukul 13.00 WIB, Gendhuk Nicole, Jon Koplo serta dan Tom Gembus berangkat ke rumah Lady Cempluk, orangtua siswa.
”Bu, amplop belasungkawanya njenengan aja ya yang bawa, sama-sama putri biar patut,” kata Jon Koplo.
”Oke, Pak Koplo,” jawab Nicole.
Begitu sampai di kediaman Lady Cempluk, rombongan guru itu berbasa-basi sejenak lalu berpamitan kepada tuan rumah karena masih ada agenda kegiatan tryout. Tak lupa seraya menyerahkan amplop tanda bela sungkawa.
Di tengah perjalanan pulang, ndilalah HP Jon Koplo berbunyi. Ternyata dari Gendhuk Nicole. ”Halo, Pak Koplo. Wah, ketiwasan Pak! Aku tadi salah kasih amplop ke Bu Cempluk. Yang tak kasihkan tadi amplop minta izin penyebaran brosur tryout ke kepala SD. Lha ini uang dukanya malah masih tak pegang. Piye iki?”
Kontan saja Jon Koplo tidak bisa menahan tawanya, ngguyu kemekelen, kepingkel-pingkel sampai kepuyuh-puyuh.
Dengan diantar Jon Koplo, Gendhuk Nicole kembali ke rumah Lady Cempluk untuk menukar amplop. Tentu saja dua orang guru ini terpaksa mesam-mesem sambil jowal-jawil ngampet ngguyu dalam suasana duka. o Kiriman Hari Subagyo, Plelen RT 05/RW V, Kadipiro, Banjarsari, Solo 57136