Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Jakarta–Pengobatan massal anti-Filariasis atau kaki gajah di Majalaya, Bandung, Selasa (10/11) berbuah kontroversi menyusul meninggalnya 8 orang dan ratusan orang yang dilarikan ke RS. Tim pencari fakta pun diusulkan dibentuk untuk mengusut kasus tersebut.
“Saya rasa perlu diselidiki secara seksama kejadian itu, apa sebabnya, apakah karena terjadi kelalaian atau tidak?” ujar Anggota Komisi IX Zuber Safawi pada detikcom, Senin (16/11).
Zuber menyatakan perlunya dibentuk tim untuk mengusut kebenaran kasus ini, apakah memang korban meninggal dikarenakan mengidap penyakit tambahan.
“Harus ada pencari fakta sehingga kejadian itu tidak terulang lagi,” usul anggota dewan dari fraksi PKS ini.
Jumlah korban akibat mengkonsumsi obat, bagaimanapun dianggap Zuber tidak wajar.
“Itu kan besar (jumlahnya), jika hanya 1-2 orang mungkin wajar, tapi ini kan jumlahnya ratusan. Maka harus diselidiki apa obatnya kena kontaminasi, dan lain-lain. Saya sendiri usulkan melalui komisi IX untuk buat panja untuk selidiki peristiwa itu yang sebenarnya,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, 8 orang meninggal usai pengobatan massal dalam rangka program 100 hari SBY-Boediono. Ratusan warga Kabupaten Bandung turut dilarikan ke RS dan puskesmas terdekat karena mengeluh mual, muntah, dan pusing setelah minum obat anti kaki gajah. Rata-rata yang kondisinya parah adalah para orangtua.
dtc/isw