News
Kamis, 5 November 2009 - 17:15 WIB

PT PLN butuh dana Rp 5,6 triliun benahi listrik Jakarta

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Jakarta–
PT PLN (Persero) membutuhkan dana sekitar Rp 5,6 triliun untuk memperkuat struktur jaringan yang memasok listrik di wilayah Jakarta.

General Manager Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali, Nur Pamudji menyatakan dari kebutuhan dana itu PLN telah mengalokasikan dana sekitar Rp 800 miliar dari kas internalnya.

Advertisement

“Sebesar Rp 3 triliun dari sumber pendanaan kredit ekspor dan ini sudah diusulkan ke pemerintah. Sementara sisanya masih dicarikan sumber pendanaannya,” jelas Nur Pamudji di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (5/11).

Menurut dia, pendanaan tersebut akan digunakan untuk menambah kapasitas semua trafo di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Bekasi, Cawang, Gandul dan Kembangan, menambah trafo pada GITET Muara Tawar sehingga PLTGU Muara Tawar dapat memasok langsung kota Jakarta melalui jaringan 150 KV.

“Dana itu juga untuk melakukan looping pada jaringan 150 KV dan menambah kapasitas jaringan 150 KV,” ungkapnya.

Advertisement

Nur Pamudji menyatakan program ini harus segera direalisasikan mengingat besarnya pertumbuhan listrik di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang mencapai hingga 5 persen per tahun. “Sehingga beban puncak sistem Jakarta telah mencapai lebih dari 5.200 MW,” jelasnya.

Kondisi ini menyebabkan pembebanan semua Interbus Transformer 500 KV yang memasok kota Jakarta yang ada di Cawang, Bekasi, Gandul, dan Kembangan sejak tahun 2007 mengalami pembebanan yang cukup kritis yaitu rata-rata di atas 90 persen.

“Hal ini berarti cadangan kapasitas pada trafo-trafo IBT Jakarta sangat marginal, kurang dari 10 persen,” katanya.

Advertisement

Ia menambahkan, keterbatasan kemampuan pendanaan PLN dalam beberapa tahun ini telah menyebabkan program-program investasi untuk penguatan struktur jaringan tidak dapat dilakukan.

Kondisi ini menyebabkan PLN sulit mendapatkan waktu atau kesempatan untuk melakukan pemeliharaan trafo tanpa harus melakukan pemadaman.

“Jika sewaktu-waktu terjadi gangguan, PLN sulit melakukan manuver jaringan karena semua trafo sudah berbeban penuh.” ungkapnya.

dtc/isw

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif