Boyolali (Espos)–Sebanyak 705 jiwa yang berada di Dusun Tempel, Tumut, Gesikan dan Patran, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, dinilai paling rentan terdampak bencana tanah longsor. Bencana tanah longsor paling mengancam, terutama saat musim penghujan.
Data tersebut diperoleh dari pemetaan dan survei oleh Lembaga Bhakti Kemanusiaan Umat Beragama (LBKUB) Boyolali. Dari survei itu pula, diketahui masyarakat yang berada di lereng Gunung Merapi itu minim pengetahuan terhadap gejala-gejala alam.
“Situasi ini mengkhawatirkan, sebab ratusan jiwa itu berada pada jarak paling dekat dari titik bencana,” ucap Kadiv Lingkungan dan Bencana LBKUB, Subekan, Minggu (1/11).
Sebagai upaya mengurangi risiko bencana, meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat Desa Jrakah dalam berdampingan dengan alam, pihaknya mengadakan program latihan Community Based Disaster Preparedness (CBDP) atau Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat dan Community Based Risk Reduction (CBRR) atau Pengurangan Risiko Berbasis Masyarakat.
Subekan menaruh harapan besar, program tersebut memunculkan kepekaan masyarakat dalam hidup berdampingan dengan alam, serta dapat mengambil tindakan taktis dan strategis ketika bencana datang menerjang.
“Namun yang masih menjadi masalah, tidak sedikit masyarakat yang sulit diajak berubah.”
Namun demikian, melalui pendekatan intensif yang dilakukan bertahap, Subekan menaruh optimisme akan mampu mengubah pola pikir masyarakat.
dwa