Soloraya
Kamis, 29 Oktober 2009 - 15:07 WIB

2,5 ton ikan nila merah siap panen mati

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Sedikitnya 2,5 ton ikan nila merah siap panen yang dibudi daya di keramba Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, diketahui mati.

Petani menduga kematian ikan disebabkan masa pancoroba. Akibat kejadian ini, rata-rata petani sedikitnya mengalami kerugian Rp 4 juta.

Advertisement

Kematian ikan nila merah siap panen diketahui para petani terjadi sejak Rabu (21/10). Bangkai ikan diketahui sudah naik ke permukaan pada pagi hari.
Diduga, ikan yang telah berumur lima bulan dan siap panen itu mati pada malam atau dini hari.

“Pagi-pagi para petani mengetahui ikan sudah kemampul (mengapung-red),” ucap Ketua Mina Sejahtera Desa Ngargorejo, Rohmad, Kamis (29/10).

Advertisement

“Pagi-pagi para petani mengetahui ikan sudah kemampul (mengapung-red),” ucap Ketua Mina Sejahtera Desa Ngargorejo, Rohmad, Kamis (29/10).

Menurut ia, para petani tidak mengetahui secara persis penyebab kematian ikan. Namun muncul dugaan pancaroba sebagai penyebab utama.

Menurut Rohmad, perubahan iklim yang ekstrem dari panas di siang hari dan berubah dingin di malam hari, menyebabkan ikan mati.

Advertisement

Menurut Rohmad, kejadian ini memukul para petani. Terlebih petani yang memiliki banyak keramba.

“Mereka yang punya banyak keramba tentu pusing,” katanya.

Menurut Rohmad, salah satu petani yang mengalami kerugian cukup besar adalah petani dari RT 2/V, Hartoyo, 28. Petani tersebut mengalami kerugian karena sebanyak empat kuintal ikan miliknya mati.

Advertisement

Menurut Rohmad, petani ikan di Ngargorejo yang tergabung dalam Mina Sejahtera, rata-rata memiliki banyak keramba. Setiap petak keramba berdimensi 6 x 6 meter persegi, berisi 3.000 ekor ikan nila. Saat ini harga ikan mencapai Rp 13.500/kg.

“Jika separuh dari jumlah 3.000 ekor ikan yang dibudi daya mati, kerugian petani sudah terlihat jelas,” katanya.

Lebih lanjut Rohmad menguraikan, dugaan lain, ikan yang dibudi daya di waduk buatan Pemerintah Belanda itu, mati karena tercemar endapan limbah pakan dan kotoran.

dwa

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif