News
Selasa, 27 Oktober 2009 - 18:55 WIB

Pemkot Solo harus dorong hidupnya penerbit lokal

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Pemerintah Kota (Pemkot) Solo diharapkan ikut mendorong hidupnya penerbit-penerbit buku yang akan mengusung kebudayaan di wilayah itu melalui penerbitan buku-buku lokal. Hidupnya industri perbukuan diyakini secara tidak langsung ikut membantu tugas pemerintah dalam menggerakkan ekonomi dan mampu menyerap tenaga kerja yang sekaligus mengurangi angka pengangguran.

Demikian dikemukakan Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Setia Dharma Madjid ketika ditemui wartawan di sela-sela pameran buku nasional Pesta Buku Solo 2009 yang bertajuk Pameran Buku Nasional, Dahsyat, Gebyar, Meriah di Diamond Solo Convention Center, yang dibuka mulai Selasa (27/10).

Advertisement

“Peran pemerintah sangat penting sebagai fasilitator yang akan mendorong munculnya penerbit-penerbit yang akan menerbitkan buku-buku yang memuat tentang berbagai kebudayaan lokal. Selain untuk melestarikan keanekaragaman budaya dan melindunginya dari desakan budaya global, penerbitan buku lokal itu juga untuk memperkenalkan budaya lokal yang ada, seperti ceritera rakyat, ceritera kepahlawanan, hikayat, sejarah, dan dongeng ke tingkat nasional bahkan internasional,” papar Setia.

Hal senada, menurut Setia juga diharapkan dari wakil-wakil rakyat yang duduk di kursi DPRD untuk memberi dukungan kepada pemerintah daerah (Pemda) dalam penerbitan buku-buku lokal tersebut. Salah satu cara, lanjutnya, dapat dengan mengalokasikan dana yang dibutuhkan melalui APBD.

Di samping menekankan pentingnya penerbitan buku lokal, IKAPI juga mendorong pengadaan buku murah untuk membantu penyelenggaraan pendidikan nasional.

Advertisement

“Pengadaan buku murah itu tidak hanya sebatas memperhatikan masyarakat, terutama para siswa yang menerima secara sepihak, tapi juga memperhatikan para penerbit dan percetakan sebagai salah satu stakeholder dalam penerbitan buku,” terangnya.

Setia menambahkan harga kertas di Indonesia hingga kini dinilai masih mahal, sehingga berimbas terhadap masih tingginya harga buku-buku yang beredar di pasaran, khususnya buku pelajaran.

sry

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif