News
Minggu, 25 Oktober 2009 - 13:49 WIB

Gempa Saumlaki akibat pertemuan empat lempeng bumi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ambon–Gempa bumi berkekuatan 7,3 Skalla Rechter yang mengguncang kasawan Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) pada pukul 23.40 WIT diduga kuat terjadi akibat adanya pertemuan empat lempengan bumi yang saling berhimpitan.

“Kami menduga gempa tersebut diduga akibat adanya satgaksen atau penajaman yang diakibatkan pergeseran lempeng Hindia atau Indoaustralia dengan lempengan Euroasia atau lempeng pasifik,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Maluku, Irwan Slamet di Ambon, Sabtu (24/10) malam.

Advertisement

Menurut dia, Kota Saumlaki yang terketak di Pulau Yamdena, Kabupeten Maluku Tenggara Barat (MTB) dan perairan laut Banda biasanya menjadi tempat pertemuan lempengan bumi yang saling menekan sehingga lokasi ini menjadi tempat yang paling aktif dilanda guncangan gempa tektonik.

Karena lempeng pasifik bergerak ke arah barat, lempeng Hindia bergerak ke arah utara, kemudian lempeng Asia ke arah selatan, terjadi pertemuan di kawasan laut Banda sampai ke perairan Maluku Tenggara.

“Untungnya daerah yang biasanya aktif dilanda gempa tektonik ini selalu terjadi di laut dalam dengan pusat gempa mencapai lebih dari 100 Km di bawah permukaan laut sehingga tidak terlalu membahayakan penduduk di gugusan pulau-pulau Seram bagian selatan, Banda, Teon, Nila, Serua sampai ke gugusan pulau di kawasan Maluku Tenggara, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya.

Advertisement

Guncangan gempa tektonik di Saumlaki dan dirasakan sampai di Kota Ambon, Kota Tual dan Dobo, Kabupaten Maluku Tenggara sejauh ini belum ada laporan warga maupun petugas BMKG di daerah itu tentang adanya korban jiwa atau kerusakan bangunan.

“Untuk sementara, BMKG lebih mengutamakan analisa mikroseismik dalam hal memantau adanya kemungkinan gempa susulan maupun ancaman gelombang pasang.  Karena kondisinya sudah larut malam jadi masalah kerusakan bangunan bisa dipantau kemudian,” katanya.

Sejak Agustus hingga pekan terakhir Oktober 2009 ini, kawasan Maluku Tenggara Barat dan perairan laut Banda sudah diguncang gempa tektonik lebih dari lima kali dengan kekuatan bervariasi antara 5,1 SR sampai 5,7 SR tadi malam.

ant/fid

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif