Bersambung ke Hal 9 Kol 1
Pesta gedhen pakai nanggap campursari segala itu diadakan pada hari Minggu. Namun hari Sabtunya Cempluk sudah stand by membantu memasak. Sampai malam Minggu, pekerjaan tiada henti-hentinya hingga praktis Cempluk cuma tidur beberapa jam saja, sementara Minggu pagi ia sudah harus tata-tata hidangan untuk resepsi.
Resepsi berakhir pukul 13.00 WIB. Berhubung Lady Cempluk juga punya tanggungan anak-anaknya di rumah, maka Cempluk buru-buru pamitan pulang naik angkuta jurusan Sukoharjo.
Saking capek dan ngantuk-nya, begitu nyelehke bokong di angkuta, Cempluk langsung blek sek tertidur. Lamanya angkuta berjalan dan sumpeknya penumpang tidak dirasakannya. Bahkan ketika angkuta ngetem lama di Gading, ia pun tak peduli.
Setelah melewati jembatan Bacem, keneknya berteriak lantang, ”Ayo-ayo…! Sukoharjo…! Sukoharjo…!” Maksudnya menewari calon penumpang yang akan ke Sukoharjo.
Mendengar kata-kata Sukoharjo itulah dalam keadaan hayub-hayuben Cempluk segera turun. Dengan kesadaran yang belum pulih benar ia mencari becak.
”Mau ke mana, Bu?” tanya si tukang becak.
”Jalan Veteran 82 Pak, dekat SMK Kriya,” jawab Cempluk.
”SMK Kriya itu mana ta Bu?” tanya tukang becak lagi.
”Itu lho, SMK Kriya Sahid Sukoharjo,” jawab Cempluk.
Si tukang becak pun mlenggong, ”Wadhuh, Sukoharjo masih jauh, Bu!”
”Kini giliran Cempluk yang mlenggong, ia baru sadar dari ngantuk-nya bahwa ini baru sampai di Telukan. Hatinya mangkel campur isin ditertawakan pada pengemudi becak di sekitarnya. q Kiriman Soewarno, Jl Veteran No 89 RT 02/RW 04 Sukoharjo.