News
Jumat, 23 Oktober 2009 - 13:30 WIB

Abhisit: ASEAN harus wakili negara berkembang di G20

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Hua Hin–Perdana Menteri (PM) Thailand Abhisit Vejjajiva menyerukan organisasi ASEAN untuk menjadi suara perwakilan negara berkembang dalam forum G20 guna mengatasi dampak krisis keuangan global yang masih berlanjut.

Dalam pidato pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-15 ASEAN di Hotel Dusit Thani, Hua Hin, Thailand, Jumat (23/10), Abihisit menyatakan ASEAN harus menjadi organisasi kawasan yang tanggap terhadap perubahan kondisi di tingkat regional dan global.

Advertisement

Hanya dengan begitu, menurut Abhisit, ASEAN dapat menjadi organisasi yang tetap relevan dan memiliki visi yang tetap hidup.

Salah satu cara untuk tetap tanggap dengan perubahan kondisi global, kata Abhisit, adalah dengan aktif menyuarakan kepentingan negara berkembang dalam forum global.

“Keterwakilan ASEAN dalam forum G20 telah menunjukkan bahwa kepentingan ASEAN tidak hanya menjadi urusan negara-negara Asia Tenggara, tetapi juga seluruh dunia. Kita telah menjadi suara negara-negara berkembang lainnya dalam usaha kita untuk mengatasi krisis ekonomi di pertemuan G20 London dan Pittsburgh,” tutur Abhisit yang menyampaikan pidato dalam Bahasa Inggris.

Advertisement

ASEAN bersama dengan tiga rekan mereka yaitu China, Korea Selatan, dan Jepang, yang tergabung dalam ASEAN+3 telah membentuk “Chiang Mai Initiative” guna menyediakan dana cadangan bagi negara ASEAN yang kekeringan likuiditas akibat krisis finansial dunia.

“Segera pada akhir tahun ini, akan diluncurkan mekanisme regional untuk menolong negara yang kesulitan di kawasan ASEAN. Thailand siap menjadi markas sementara untuk Chiang Mai Initiative ini,” ujar Abhisit.

Guna meningkatkan peran di tingkat global, ASEAN juga berniat mengeluarkan deklarasi bersama untuk memperkuat posisi negara berkembang dalam negosiasi perubahan iklim di bawah konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang perubahan iklim.

Advertisement

Deklarasi itu  dikeluarkan pemimpin negara ASEAN untuk menghadapi konferensi perubahan iklim di Copenhagen, Denmark,  pada Desember 2009.

Pembukaan KTT ke-15 ASEAN di Hotel Dusit Thani, Hua Hin, Thailland, pada Jumat pagi, 23 Oktober, hanya dihadiri lima kepala negara/pemerintahan negara ASEAN.

Lima pemimpin negara ASEAN, yaitu PM Kamboja Hun, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo, dan Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak, belum hadir pada KTT itu.

Menurut rencana, Presiden Yudhoyono baru tiba di Thailand pada Sabtu 24 Oktober. Presiden Yudhoyono menunda keberangkatan ke Thailand karena pada Jumat, 23 Oktober, menghadiri sidang kabinet paripurna untuk memberi arahan kepada menteri-menteri baru yang bertugas dalam Kabinet Indonesia Bersatu II.

ant/fid

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif