Waktu itu Jon Koplo kebagian jatah ronda di kampungnya bersama Tom Gembus dan tiga teman lainnya.
Sekitar pukul 00.00 WIB Koplo cs keliling nuthuki kentongan thak-thuk-thak-thuk sambil mengambil jimpitan.
Ketika sampai di bawah pohon mangga, tidak ada lagi suara kentongan gara-gara yang nabuh punya aktivitas lain. Memang mereka sudah gedhe tuwa, tapi kelakuannya masih seperti anak kecil.
”Ssst… Pak Koplo, njenengan ki wong sugih kok ya isih seneng nyolongi pelem?” bisik Tom Gembus.
”Gawan bayi iki, Pak Gembus,” jawab Koplo cengengesan.
Ketika tiba di rumah Bu Lady Cempluk yang banyak pohon jambu bangkoknya itu, ”Ssst… Pak Gembus! Jambune Bu Cempluk gedhe-gedhe. Cendhek-cendhek maneh! Dijupuk lima wae ora bakal konangan,” bisik Koplo sambil memetik beberapa buah untuk dinikmati di pos ronda.
KOcap kacarita, esok paginya pas Koplo siap berangkat kerja, tiba-tiba mak bedunduk, Bu Lady Cempluk sudah berdiri di depan garasinya sambil membawa gawan.
”Pagi, Pak Koplo. Ini saya mengantar jambu bangkok hasil panen kebun sendiri.”
”Wah, matur nuwun, Bu!” jawab Koplo setengah kaget.
Setelah Bu Cempluk pamit, Koplo langsung ngebel Tom Gembus, ”Njenengan diteri jambu bangkok Bu Cempluk?”
”Iya iki, aku ya bar diteri,” jawab Tom Gembus.
Pertanyaan dan jawaban yang sama juga terjadi pada teman-temannya yang semalam mendapat giliran jatah ronda.
Selidik-punya selidik, ternyata aksi klesak-klesik Koplo dan teman-teman semalam telah diintip oleh Bu Cempluk sekeluarga dari balik jendela! Kapokmu kapan…! Kiriman Ari Basuki SE, Perumnas Wonorejo Jl Mawar IV/34, RT 06/RW XII, Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar 57773.