Soloraya
Senin, 19 Oktober 2009 - 17:53 WIB

Kebutuhan dana konservasi Masjid Agung lebih dari Rp 13 M

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Kebutuhan dana konservasi di kompleks Masjid Agung dipastikan mencapai lebih dari Rp 13 miliar (M). Pasalnya, hasil inventarisasi DPU Solo menunjukkan kerusakan masjid itu semakin parah dibanding lima tahun silam, saat tim dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membuat rancangan konservasi masjid.

Informasi yang dihimpun Espos, Senin (19/10), berdasarkan pengkajian tim perencana UNS tahun 2004, kebutuhan dana untuk konservasi masjid tersebut mencapai Rp 17,637 miliar.

Advertisement

Konservasi tahap pertama untuk ruang salat utama, telah dilakukan sepanjang tahun 2005-2006 dengan anggaran Rp 3,865 miliar dari APBD provinsi dan APBD kota.

Sedangkan konservasi tahap selanjutnya, yang meliputi perbaikan di bagian serambi, pawestren selatan dan utara, tempat wudlu dan sejumlah kantor di halaman masjid membutuhkan dana Rp 13,772 miliar.

“Melihat kondisi sekarang, kerusakan masjid semakin parah, ditambah lagi nilai uang saat ini juga berbeda dibanding lima tahun lalu, bisa dipastikan kebutuhan dana untuk konservasi Masjid Agung lebih dari angka itu (Rp 13,772 miliar-red). Kami sendiri melihat ada empat titik yang mendesak diperbaiki yaitu serambi, pawestren selatan, pawestren utara dan tempat wudlu. Kalau tidak segera ditangani paling hanya akan bertahan satu tahun lagi,” papar Sumardi, pengurus Masjid Agung yang pada konservasi tahap pertama tahun 2004 bertindak sebagai ketua pembangunan, dihadapan wartawan, di lokasi setempat, Senin.

Advertisement

Senada Kepala bidang (Kabid) Cipta karya, DPU Solo, Endah Sitaresmi menilai kondisi Masjid Agung parah dan memprihantinkan. Berdasarkan inventarisasi awal yang dilakukan bersama empat orang staf Cipta Karya didampingi pengurus masjid, terdapat sejumlah titik lokasi yang mendesak di tangani.

Namun, menurut Sita, pihaknya masih membutuhkan inventarisasi lanjutan untuk mendapatkan detail kerusakan di tiap-tiap titik itu.

“Untuk inventarisasi kami kira butuh waktu tak
lebih dari satu bulan. Kami sudah punya gambarnya, dan masukan dari perencanaan yang lalu juga akan menjadi pertimbangan. Hasil inventarisasi selanjutnya akan kami konsultasikan dengan BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala-red) Jawa Tengah, karena masjid ini termasuk benda cagar budaya,” jelas dia.

Advertisement

tsa

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif