Setelah menerima rapor, Nicole tersenyum bangga karena nilai anaknya memuaskan. Namun ketika hendak pulang, Gendhuk Nicole dihampiri Jon Koplo, anak Tom Gembus, tetangganya yang berada satu tingkat di atas kelas anaknya.
”Bu, saya mau minta tolong untuk diambilkan rapor saya. Bapak dan Ibu kerja,” kata Koplo memelas.
”Lho, memangnya apa boleh diwakilkan?”
”Nggak apa-apa Bu, tadi rapor teman saya juga diambilkan pamannya. Nanti Ibu mengaku bibi saya saja!” glembuk Koplo.
”Ya wis, ayo! Kelasmu sebelah mana?” Nicole setuju, kemudian mengikuti Koplo menuju kelasnya.
”Ibu mau mengambil rapor punya siapa?” tanya Bu Lady Cempluk, wali kelas Koplo.
”Keponakan saya, Bu, Jon Koplo,” jawab Nicole berbohong.
Bu Cempluk segera mencari rapor Koplo.
”Sebelumnya mohon ditandatangani dulu di sini dan nama lengkap orangtua Koplo.”
Kontan Gendhuk Nicole kebingungan karena ia tidak tahu nama lengkap Tom Gembus. Jangankan nama lengkap, nama asli dari Gembus saja dia tidak tahu.
”Wadhuh, maaf Bu, sebentar, saya tanya Jon Koplo dulu nama bapaknya siapa. Yang saya tahu cuma Tom Gembus. Itu saja bukan nama asli, tapi nama panggilan,” jawab Nicole grothal-grathul.
Ia pun keluar dengan wajah abang ireng. Tiwas ngaku bibinya kok nggak tahu nama kakaknya sendiri. Malunya Gendhuk Nicole tidak hanya sampai di situ, karena dia juga diwejang Bu Guru perihal kelakuan Koplo yang goblok, keset, mbeling, ndhugal, mbolosan, dan kawan-kawan.
Oalah, mau nulung kok malah kepenthung… Kiriman Eko Pri Maryanto, Jl Pankreas 106 Manang RT 02/RW II, Grogol, Sukoharjo.