Soloraya
Sabtu, 17 Oktober 2009 - 20:06 WIB

Dihadiri 20 Dubes, 50 Seniman dari 31 mancanegara ikuti Indonesia Channel

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Kota Bengawan kembali disemarakkan dengan pergelaran seni-budaya berkelas internasional di Pamedan Mangkunegaran hari ini, Minggu (18/10) malam. Dalam pentas bertajuk Indonesia Channel tersebut, sebanyak 50 seniman dari 31 mancanegara dan 20 pejabat kedutaan dari 16 negara sahabat akan memeriahkan acara tersebut. Menariknya, kehadiran 50 seniman mancanegara tersebut bukan untuk menampilkan seni tradisi negaranya masing-masing.

Melainkan akan mengusung seni tradisi bangsa Indonesia dari hasil belajarnya di tanah air ini selama tiga bulan lamanya.

Advertisement

Acara yang diprakarsi Departemen Luar Negeri (Deplu) Indonesia itu juga akan dihadiri langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Kabinet Indonesia Bersatu, Hassan Wirajuda.

Direktur Diplomasi Publik Deplu, Umar Hadi dalam jumpa pers yang digelar di Loji Gandrung, Sabtu (17/10), menjelaskan, para seniman mancanegara tersebut adalah anak-anak muda berbakat dari berbagai belahan dunia yang sebelumnya lolos seleksi dalam program beasiswa yang digelar Indonesia.

Selama tiga bulan lamanya, para seniman muda disebar di empat kota besar Indonesia, yakni Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Bali untuk mengikuti pelatihan atau workshop seni budaya warisan bangsa Indonesia yang jumlahnya mencapai ribuan itu.
“Mereka diajari membatik, menari, menembang, mendalang, dan segala tradisi kaya milik kita. Harapannya, melalui seni budaya yang kita sebarkan ke berbagai mancanegara oleh anak bangsa mereka sendiri, maka diplomasi Indonesia dengan negara lain akan kian mudah. Bukankan seni budaya adalah smart power diplomasi kita?” ujarnya.

Advertisement

Di Kota Solo sendiri, sanggar tempat workshop para seniman mancanegara itu ialah di Sanggar Surya Sumirat. Alasan pemilihan sanggar ketimbang Universitas, kata Umar, ialah untuk memberikan bekal tradisi, bukan wacana. Dengan praktek langsung, kata Umar, maka seniman itu akan menjiwai dengan sendirinya nilai filosofi kebudayaan bangsa Indonesia.

“Dalam waktu singkat tiga bulan itu, mereka sudah bisa mempraktekkan kesenian kita dan selanjutnya mereka akan memahami filosofinya dengan sendirinya,” paparnya.

Koordinator acara, Riaz Saehu menambahkan, 50 seniman mancanegara yang sebelumnya tersebar di empat kota tersebut sudah dikumpulkan di Solo sejak Rabu (14/10) lalu untuk melakukan gladi kotor.
Pasalnya, selain bakal menampilkan kepiawaian masing-masing, mereka juga akan menampilkan pentas kolosal secara bersama-sama. Acara pergelaran juga didukung oleh lima universitas di Solo, yakni ISI, UNS, Unisri, UMS, serta Universitas Sahid.
“Setidaknya seribuan mahasiswa utusan universitas kami libatkan dalam acara ini. Yang jelas, seniman dan duta besar dari belahan negara seperti Afrika Selatan, Portugal, Palestina, Saudi Arabia, Yordania, maupun Australia akan hadir,” paparnya.

Advertisement

asa

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif