Entertainment
Rabu, 14 Oktober 2009 - 19:00 WIB

Sastrawan bicara perdamaian dan kemanusiaan di Ubud Writers & Raiders

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Di perheletan Ubud Writers & Readers Festival Event, Selasa (13/10), para sastrawan dari berbagai belahan dunia mengangkat berbagai permasalahan yang sedang hangat diperbincangkan saat ini. Salah satunya mengenai isu perdamaian dan kemanusian.

Menurut salah satu peserta yang menjadi delegasi dari Indonesia, Sosiawan Leak menyatakan, peserta festival yang digelar setahun sekali itu merasa prihatin akan berbagai bentuk tindakan kekerasan yang masih terjadi di muka bumi ini. Yang menjadi buntut dari diskriminasi sosial.

Advertisement

“Sejak dulu karya sastra selalu memuat ideologi universal yang menyamaratakan kedudukan manusia. Tak ada konflik dan kekerasan. Semua orang itu sama, yang beda hanya pikiran dan keyakinan,” urai Leak saat dihubungi Espos, Rabu (14/10).
Ubud Writers & Readers Festival Event, antara lain menghadirkan Fatima Bhutto (Pakistan), Michelle Cahill (Prancis), Antony Leuwenstein (Australia), Omar Musa (Australia), Tom Cho (Australia), Andrew Mack Milan (Australia), sophie Hacford (Amerika Serikat), dan Angelo Lacuesta (Philipina).
Sementara selain Leak, delegasi Indonesia yaitu Triyanto Triwikromo, Gunawan Maryanto, Dyah Merta, serta Ugoran Prasad. Acara yang digelar sejak 2004 silam tersebut, kali ini dilaksanakan di Princess Manohara Resort, Jl Badrawati, Borobudur, Magelang.

Selain saling berdiskusi, para peserta juga membacakan sebagian karya-karya mereka. Bahkan, ada beberapa sastrawan yang saling berkolaborasi.
Dalam Ubud Writers & Readers Festival Event kemarin, Leak membawakan dua karyanya yang berjudul Phobia dan Pejantan Babi.

hkt

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif