Soloraya
Rabu, 14 Oktober 2009 - 22:00 WIB

Dinkes awasi ketat 17 Kecamatan endemis DBD

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Sebanyak 17 wilayah kecamatan di Kabupaten Boyolali yang masuk kategori daerah endemis demam berdarah dengue (DBD) menjadi prioritas pengawasan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mendekati pergantian musim kemarau ke penghujan tahun ini.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dinkes Boyolali, dr Yuliantoro Prabowo Mkes, saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Rabu (14/10) siang.

Advertisement

“Saat peralihan musim merupakan masa rawan serangan berbagai jenis penyakit sehingga masyarakat harus meningkatkan kebersihan dan menjaga kesehatan,” ujarnya.

Dia menjelaskan, jenis penyakit yang terhitung cukup berbahaya yakni DBD. Penyakit jenis ini dapat mengakibatkan penderita meninggal dunia, bila terlambat mendapat pertolongan medis.

Mendasarkan kondisi tersebut, Dinkes menginstruksikan jajaran Puskesmas supaya mengintensifkan pengawasan kondisi lingkungan menjelang datangnya musim penghujan.

Advertisement

Prabowo menguraikan, daerah endemis DBD di Boyolali tercatat Kecamatan Andong, Banyudono, Boyolali, Musuk, Juwangi, Karanggede, Kemusu, Simo, Wonosaegoro, Klego, Ngemplak, Nogosari, Sambi, Sawit, Ampel, Teras dan Mojosongo.

“Hanya ada dua kecamatan yang bukan daerah endemis DBD yakni Selo dan Cepogo. Padahal dulu Ampel dan Musuk termasuk daerah bukan endemis. Kondisi ini memerlukan perhatian serius,” paparnya.

Prabowo melanjutkan, selain DBD masyarakat juga harus mewaspadai ancaman penyakit diare yang biasa menyerang awal penghujan. Kendati risiko kematian akibat diare tak begitu besar, namun Dinkes memberikan perhatian khusus guna mengantisipasi penyakit ini.

kur

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif