Karanganyar (Espos)–Warga Desa Sidomukti Kecamatan Jenawi was-was, lantaran pada puncak musim kemarau ini sejumlah rumah dan tanah sudah mulai retak-retak.
Bahkan, salah satu warga RT 1/RW I, Sastro Suni, sudah mengungsi dan membuat rumah darurat yang sangat sederhana yakni terbuat dari bilik bambu, karena khawatir sewaktu-waktu rumahnya yang retak itu ambrol.
Sementara itu, hutan karet di tebing yang mengelilingi desa tersebut, saat ini sedang dalam tahap peremajaan. Sehingga, tebing tersebut saat ini dalam kondisi gundul. Dikhawatirkan, saat musim hujan nanti tanah tidak bisa menampung air dan berakibat longsor.
Dari pantauan Espos di rumah Sastro Suni, satu sisi tembok sudah hampir terpisah. Keretakan mencapai kisaran 20 sentimeter. Sastro mengatakan, di awal musim hujan ini ia selalu khawatir.
“Sehingga, saya memilih untuk ngungsi ke rumah darurat yang saya bangun seadanya. Saya khawatir kalau tiba-tiba rumah saya roboh atau ada longsoran tanah dari tebing,” tuturnya, saat ditemui Espos, Senin (12/10).
Ancaman longsor terjadi, karena posisi rumah Sastro Suni tepat berada di sisi tebing. Yang mana diketahui, dengan gundulnya hutan karet tersebut, maka longsor mengancam kawasan tersebut.
Di Desa Sidomukti sendiri, sudah ada tujuh rumah yang jelas-jelas mengalami keretakan. Seperti di kediaman warga RT 3/RW I, Ny Daryono. Ada pergeseran yang cukup mengkhawatirkan antara tanah sumur dengan windu sumur.
haw