News
Sabtu, 10 Oktober 2009 - 13:11 WIB

Jaelani sempat pesan 2 liang lahat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Cirebon–Seperti mendapat firasat kedua anaknya, Syaefuddin Zuhri dan M Syahrir bakal menjadi korban kesigapan jajaran Densus 88, Jaelani sempat memesan dua liang lahat di komplek pemakaman keluarga beberapa hari setelah Lebaran Idul Fitri 1430 Hijriah.

“Empat hari setelah Lebaran Pak Jaelani sempat mendatangi rumah Pak Jaduli untuk memesan dua liang lahat di komplek pemakaman Ki buyut Sirnabaya,” ujar Makid, Kadus Benjaran Desa Sampiran, Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon, Sabtu (10/10).

Advertisement

Bahkan beberapa jam setelah peristiwa penyergapan jajaran Densus 88 di sebuah rumah kos di kawasan Ciputat, Tangerang hingga menewaskan dua anaknya, lanjut Makid, Jaelani kembali mendatangi Jaduli untuk memastikan kesiapan dua liang lahat tersebut.

“Dalam pertemuan semalam, Pak Jaduli sempat menceritakan sekitar pukul 16.00 WIB kemarin (9/10) Pak Jaelani kembali mendatanginya untuk menanyakan tentang kesiapan dua liang lahat tersebut,” ujar Makid.

Jika dikabulkan, rencananya jenazah kakak beradik gembong teroris tersebut akan dimakamkan di komplek pemakaman Ki Buyut Sirnabaya yaitu tempat dimakamkannya kakek Jaelani yang bernama Irsyad dan ayahnya, Saleh.

Advertisement

Menurut Makid, Jaelani lahir dan besar di sebuah rumah milik kakeknya, Irsyad. Hingga suatu waktu, Jaelani bekerja sebagai guru dan mendapat tugas sebagai kepala sekolah di Jakarta hingga akhirnya menikah dan menetap di sana.

Kondisi rumah leluhur Jaelani tersebut saat ini kosong tidak terurus dengan atap tampak bocor di beberapa sudut. Bahkan menurut Makid, rumah tersebut saat ini sering ditempati oleh orang gila yang terkadang mengganggu warga sekitar.

Keluarga Jaelani yang hingga sekarang masih tinggal di Desa Sampiran adalah adik bungsunya Jaduli, sedangkan adik perempuannya, Rokhimah tinggal di Desa Bode, Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.

Advertisement

Sedangkan Jaelani sendiri, setelah pensiun sebagai guru memilih tinggal di Desa Sampora, Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga sampiran menolak jenazah Syaefuddin Zuhri dan M Syahrir dimakamkan di desa tersebut dengan alasan selain mencoreng nama baik juga karena keduanya bukan warga asli desa tersebut.

ant/fid

Advertisement
Kata Kunci : Jaelani Pesan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif