Soloraya
Jumat, 9 Oktober 2009 - 16:18 WIB

Krisis air bersih di Klaten meluas

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - cellikolove.blogspot

Klaten (Espos)–Krisis air bersih di wilayah Klaten meluas. Setelah sebelumnya lima kecamatan yang mengajukan dropping air bersih, kini wilayah krisis di Klaten bertambah menjadi enam kecamatan.

Pelaksana tugas (Plt) Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Pemkab Klaten, Suwardi, ketika ditemui wartawan Jumat (9/10), di kompleks Pemkab setempat, mengungkapkan Bayat menjadi kecamatan keenam yang mengajukan dropping air bersih untuk dua desa di wilayahnya. Desa tersebut adalah Ngerangan dan Jambakan.

Advertisement

“Sudah diajukan saat Lebaran lalu,” kata dia.

Suwardi mengungkapkan, krisis air bersih diprediksi bakal terus terjadi sepanjang Oktober ini, kendati hujan mulai turun. Dia menerangkan, turunnya hujan belum terjadi secara merata. Sehingga, daerah-daerah yang menjadi langganan krisis air bersih, masih kekeringan.

“Seperti Bayat, itu sumur warga sudah kering. Sementara sebagian kualitasnya buruk,” ungkapnya.

Advertisement

Saat ini, total desa yang mengalami krisis air bersih menjadi 31 desa dari sebelumnya yang mencapai 29 desa. Desa tersebut ada di enam kecamatan yakni Kemalang sebanyak 12 desa, Jatinom mencapai delapan desa, Karangnongko mencapai lima desa, sementara Tulung, Manisrenggo, dan Bayat mencapai dua desa.

Sejauh ini, Bagian Kesra Setda Pemkab Klaten telah menyalurkan 1.242 truk tangki air bersih ke seluruh wilayah krisis air bersih tersebut. Total anggaran yang telah dihabiskan mencapai kurang lebih senilai Rp 82 juta. Sementara pada APBD 2009 anggaran untuk penanganan krisis air bersih mencapai Rp 168 juta.

“Pengiriman dilakukan dengan tiga truk tangki. Dalam sehari rata-rata satu truk tangki melakukan empat kali pengiriman,” urai dia.

Advertisement

haa

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif