Jakarta–Utang pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) PLN kepada Pertamina hingga 30 September 2009 mencapai Rp 5,2 triliun.
“Utang PLN ke Pertamina terus menurun menjadi Rp 5,2 triliun per 30 September 2009,” ujar Direktur Utama Fahmi Mochtar dalam pesan singkatnya, Kamis (8/10).
Fahmi menyatakan, PLN akan terus melakukan efisiensi PLN untuk menurunkan besaran subsidi dengan konversi operasi pembangkit dari BBM menjadi gas pada beberapa pembangkit seperti di Belawan, Muara Karang, dan Muara Tawar.
Fahmi menambahkan, penetapan besaran margin subsidi untuk PLN tahun 2009 dan 2010 sebesar 5 persen telah membuat PLN dapat survive dan terhindar dari technical default.
Sebelumnya, Wadirut PLN Rudiantara mengatakan jumlah utang PLN kepada Pertamina dari pembelian BBM sekitar Rp 9 triliun.
Menurut Rudi, posisi utang tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai hingga Rp 40 Triliun.
“Penurunan ini disebabkan karena penggunaan BBM di pembangkit kami juga terus berkurang,” kata Rudi.
Hingga semester I-2009, porsi pembangkit PLN yang menggunakan BBM turun dari 24 persen menjadi 13,66 persen. Sementara porsi pembangkit dengan gas naik dari 16,52 persen menjadi 22,51 persen, dan porsi pembangkit dengan batu bara naik dari 46,73 persen menjadi 49,23 persen.
Rudi menambahkan, pihaknya akan terus berkoordinir dengan Pertamina terkait pembayaran utang tersebut. Untuk diketahui, hingga Juni 2009 lalu, posisi utang PLN kepada Pertamina mencapai Rp 26 triliun.
dtc/tya