Soloraya
Senin, 5 Oktober 2009 - 18:54 WIB

97 Hektare tanaman pepaya di Jatinom mati

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)–Sekitar 97 hektare tanaman pepaya di beberapa wilayah di Kecamatan Jatinom mati. Petani akhirnya benar-benar tidak dapat memanen pepaya setelah sekitar enam bulan tanaman tersebut terserang hama kutu putih.

“Saat ini, kondisi petani yang menanam pepaya sudah sangat parah. Mereka tidak dapat panen karena tanamannya mati terserang hama kutu putih. Paling parah memang sebulan terakhir ini,” kata Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Jatinom, Widodo SP.

Advertisement

Saat ditemui Espos pada sela-sela pertemuan Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) di Desa Bandungan, Senin (5/10), Widodo mengemukakan, penyebab serangan hama kutu putih antara lain panas yang terlalu panjang dan kekeringan.

Dia menuturkan, ada delapan desa yang banyak terserang hama kutu putih yaitu Randulanang, Kayumas, Bandungan, Beteng, Temuireng, Socokangsi, Bengking dan Glagah.

Dikemukakan Widodo, untuk pengendalian, petani sudah mencoba berbagai pembasmi tapi belum berhasil. Dikemukakan dia, hama kutu putih biasanya akan berkurang jika sudah musim hujan.

Advertisement

“Pada tanaman yang terserang kutu putih, pada daun timbul jelaga atau jamur. Kutu putih itu mengeluarkan cairan yang rasanya manis dan banyak dihinggapi semut,” terang dia.

Widodo menerangkan, petani di Jatinom menanam pepaya dengan sistem tumpang sari. Selain menyerang pepaya, imbuhnya, hama kutu putih juga bisa merusak tanaman lain seperti ubi kayu, pisang, lombok dan bahkan pohon kelapa.

Dijelaskan Widodo, penyebaran hama kutu putih bisa melalui angin atau hama itu terbang sendiri.

Advertisement

Salah satu petani, Randulanang, Haryanto menyatakan di wilayahnya ada sekitar 15 hektare tanaman pepaya yang terserang hama kutu putih.

“Kalau sekitar tiga bulan lalu, yang terserang baru sekitar 60 persen. Akhir September sampai sekarang benar-benar parah. Pepaya itu benar-benar sudah tidak bisa dipanen,” ucap Haryanto.

nad

Advertisement
Kata Kunci : Jatinom Mati
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif