Namun karena terlalu sibuk di warungnya, Cempluk baru membeli serabi satu jam sebelum keberangkatan Koplo. Ndilalah-nya, sampai di Notosuman ternyata antrean pembeli serabi cukup banyak.
Baru pada jam tiga kurang sepuluh menit Cempluk selesai mengemasi serabinya ke dalam kardus bekas wadah mi, lalu langsung meluncur ke Terminal Tirtonadi.
Sampai di terminal, ternyata bus yang ditumpangi Jon Koplo sudah berangkat. Cempluk terus meng-SMS Koplo dan dijawab masih ditunggu di Terminal Kartasura. Dengan perasan kemrungsung, Cempluk langsung mak sentheot, nyandhak kardus bekas wadah mi dan mak brabat, ngoyak Jon Koplo ke Kartasura.
Di Terminal Kartasura, Cempluk bisa bernapas lega ternyata bus yang ditumpangi Jon Koplo masih ngetem di situ. Cempluk pun menemui Koplo dan menyerahkan kardusnya bekas wadah mi itu sambil meminta uangnya, lalu kembali ke Terminal Tirtonadi.
Di sinilah peristiwa heboh itu terjadi. Sampai di kiosnya, Cempluk langsung diadang Tom Gembus, suaminya, yang akan membenahi jaringan listrik di kiosnya.
”Pluk, kamu tahu kabel dan peralatan listrik yang tak taruh di kardus mi? Ini ada kardus mi tapi isinya kok serabi?!”
Mak gragap, Cempluk njenggirat kaget, ”Ya ampuuu…n!!! Jadi… yang tak berikan Jon Koplo tadi…” Cempluk tak bisa meneruskan kata-katanya. Tubuhnya langsung lemes, lalu ndheprok dan thenger-thenger menyadari keteledorannya. Kiriman Soewarno, Jl Veteran No 89 RT 02/RW IV, Sukoharjo.