Jakarta–Gempa 7,6 SR mengguncang Padang Pariaman, Sumatera Barat sore tadi. Akibat peristiwa itu, sedikitnya 4 orang dilaporkan tewas.
“Ada masuk (laporan) 4 orang meninggal,” kata petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana), Koyum Basyir saat dihubungi detikcom, Rabu (30/9).
Pihak Tagana, kata Basyir, langsung melakukan verifikasi ke lapangan atas laporan tersebut.
“Tagana di sana langsung mendatangi ke daerah-daerah yang melaporkan,” ujarnya.
“Tagana di sana langsung mendatangi ke daerah-daerah yang melaporkan,” ujarnya.
Karena belum mendapat klarifikasi, pihak Tagana pun belum dapat melansir nama-nama korban yang dilaporkan tewas.
Sementara itu, gempa yang menggoyang di Padang Pariaman, Sumatera Barat, menyebabkan jadwal penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Minangkabau mengalami penundaan. Penerbangan akan kembali dilakukan jika kondisi sudah mulai kondusif.
“Penerbangan kembali akan dilakukan sampai menunggu suasana kondusif,” imbuhnya.
Maskapai-maskapai yang menunda keberangkatan tersebut adalah Batavia Air dua kali penerbangan pulang pergi, dan Lion Air satu kali penerbangan.
“Penerbangan terakhir Lion Air pukul 19.00 WIB. Setelah itu penerbangan kita close. Kita menunggu berita dari sana (Padang),” pungkasnya.
Akibat gempa di Padang, penerbangan Jakarta-Pontianak juga terlambat lebih dari 2 jam. Sayangnya, pihak maskapai Sriwijaya Air belum memberikan kepastian kapan akan bisa diterbangkan.
“Katanya pesawatnya dari Padang, transit Jakarta baru ke Pontianak. Tapi karena gempa, hingga sekarang pesawat belum juga terbang dari Padang,” kata salah seorang calon penumpang, Asmaul Khusna,27,saat dihubungi detikcom, Rabu.
Asma yang menggunakan nomor penerbangan SC 184 ini harusnya take off pukul 18.00 WIB menuju Pontianak. Tapi setelah 2 jam lebih menanti, tak ada kejelasan dari pihak maskapai. ” Kita dapat infonya cuma dari teman-teman. Dari pihak maskapai belum informasi resmi,” tambahnya.
Akibatnya, puluhan calon penumpang tersebut kini terlantar. Mereka berharap pihak Sriwijaya Air menerbangkan dengan pesawat lainnya atau ada kebijakan lain.
“Apalagi dari Padang belum ada kepastian kapan bandaranya bisa berfungsi. Kalau seperti ini, kapan kita bisa terbang,” pungkasnya
dtc/tya