Solo (Espos)–Pengurus Pondok Pesantren Al Kahfi Mojosongo, Jebres mengaku tak percaya jika salah satu ustaz Ponpes tersebut, Susilo Adib terlibat jaringan teroris Noordin M Top. Sementara itu, Tim Pembela Muslim (TPM) berjanji akan mempraperadilkan atau bahkan mengajukan gugatan kepada kepolisian jika langkah-langkah penangkapan Susilo Adib tersebut terbukti melanggar prosedur.
“Kami minta aparat memperjelas persoalannya dulu. Kalau persoalannya sudah jelas, baru kami bisa mengambil langkah,” papar Budi Kuswanto, salah satu TPM yang ditunjuk Ketua Pondok Pesantren Al Kahfi, Sunoto Ahmad dalam jumpa pers yang digelar di pondok setempat, Kamis (17/9).
Dalam kesempatan itu, Kuswanto meminta agar persoalan terkait penggerebekan di Mojosongo tersebut tak dikait-kaitkan dengan jaringan teroris di Ponpes Al Kahfi. Hingga saat ini, katanya, TPM masih menanti proses hukum berjalan secara wajar dan jernih.
“Kami tak bisa memberikan penilaian atas penggerebekan itu, apakah itu terkait teroris atau tidak. Yang jelas, penumpasan teroris harus tetap menjunjungb tinggi HAM,” paparnya.
Sementara itu, menurut Sunoto selama ini aktifitas Susilo Adib di pondok pesantren adalah seorang penggembala ternak sapi dan sebagai pengajar salah satu pelajaran Al Quran terjemahan. Sehingga, jika Susilo Adib terlibat dalam jaringan teroris, tegasnya, hal itu sangat kecil kemungkinan terjadi.
asa