SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, Nicole jadi bendahara panitia lomba orasi tingkat SMP se-Kabupaten Karanganyar merangkap jadi panitia lomba di tempat lain. Ndilalah-nya hari-H pelaksanaan lomba kok ya sama sehingga Nicole jadi kalang kabut.
Berhubung harus menangani dua lomba sekaligus, sebelum acara lomba orasi selesai, Nicole pamit ketua panitia Jon Koplo untuk meninggalkan tempat sambil meninggalkan beberapa amplop uang pembinaan untuk para juara nanti.
Singkat cerita, lomba pun usai dan trofi, piagam serta uang pembinaan sudah dibagikan kepada para juara.
Saat acara ramah tamah, tiba-tiba Koplo dijawil seorang guru pembimbing yang siswanya mendapat juara.
”Nuwun sewu Mas, sebenarnya amplop ini ada isinya atau cuma simbolik saja sih?” tanya bu guru pembimbing itu.
Mak tratap, wajah Koplo jadi abang ireng kisinan, Wadhuh! jangan-jangan yang lainnya juga…” batin Koplo bingung karena tadi juga tidak mengecek isi amplopnya.
”Oh, ngapunten, Bu! Sebentar, saya cek ke bendahara,” ujar Koplo sambil pontang-panting berlari mengejar para juara yang sudah mau pulang.
”Sebentar, Pak, Bu! Ada sedikit kesalahan teknis, amplop uang pembinaannya masih kosong! Tunggu sebentar!” ujarnya sambil gembrobyos.
Gendhuk Nicole yang sudah separo perjalanan pun berhenti karena ditelepon Jon Koplo.
”Ndhuk, darurat! Cepet bali!” perintah Koplo.
”Ana apa ta? Wis ngerti kesusu malah dikon bali,” protes Nicole sambil mbesengut.
”Uang pembinaan untuk pemenang endi? Amplope kosong kabeh!”
Grobyak!!! Gendhuk Nicole baru ingat kalau amplop-amplop itu semalam memang sudah ditulisi, tapi lupa belum diisi. Alhasil, gara-gara terlalu sibuk malah kocar-kacir kabeh. Kiriman Rahayu Nur Istiana, Getasan RT 01/RW VIII, Kaling, Tasikmadu, Karanganyar 57761.