Kuala Lumpur--Berhentilah menyalahkan Malaysia. Adalah salah Discovery Channel yang memasukkan tari pendet dalam iklan program film dokumenternya tentang Malaysia. Kementerian Pariwisata Malaysia tidak ikut terlibat dalam pembuatan video iklan tersebut.
Seperti dilansir The Star, Jumat (4/9), Deputi Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin mengatakan pihak Discovery Channel telah mengklarifikasi bahwa itu murni kesalahpahaman pihak pembuat video iklan tersebut dan telah meminta maaf karena tarian yang ditampilkan dalam iklan adalah tarian yang salah.
Dia menambahkan Kementerian Pariwisata dan Dinas Pariwisata Malaysia tidak terlibat dalam produksi video tersebut. Video itu ditayangkan oleh Discovery Channel dan ternyata mereka tidak menyadari jika telah menggunakan tarian tradisional Indonesia dalam iklan program film dokumenter tentang Malaysia tersebut.
“Penjelasan dari pihak Discovery Channel dapat diterima dan saya berharap persoalan ini (protes kepada Malaysia karena penggunaan tari pendet dalam video iklan pariwisata) tidak akan berlarut-larut,” ujar Muhyiddin dalam jumpa pers.
Akibat persoalan ini telah menuai protes besar-besaran di Indonesia, bahkan terus meningkat. Aksi protes yang terjadi termasuk insiden di Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia pada Selasa lalu.
Sekitar 30 mahasiswa Indonesia melempari gedung Kedubes Malaysia dengan telur dan berusaha menaikkan bendera Indonesia di gerbang Kedubes.
Sementara Menteri Pariwisata Malaysia Datuk Seri Dr Ng Yen Yen mengatakan, kementeriannya telah menghubungi pihak Discovery Channel pada hari iklan tersebut ditayangkan. Pihak Discovery Channel telah mengirimkan surat untuk meminta maaf.
“Discovery telah mengirimkan surat guna menjelaskan duduk persoalan keseluruhan dan meminta maaf atas kesalahan yang terjadi, baik kepada Kementerian Pariwisata Malaysia maupun Indonesia,” jelas dia.
Seusai rapat kabinet, Muhyiddin mengatakan keputusan yang diambil adalah menciptakan koordinasi yang lebih baik antara kementerian terkait dengan pihak-pihak yang bertugas melakukan promosi pariwisata, agar tidak ada kesalahan informasi yang disampaikan kepada masyarakat. Selanjutnya, akan diadakan pertemuan antara pihak-pihak terkait tersebut untuk membahas lebih lanjut tentang koordinasi yang tepat.
dtc/fid