Taipei–Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet di pengasingan yang dicap Beijing sebagai seorang separatis, Kamis mengatakan ia siap berunding dengan China mengenai masalah menyangkut tanah airnya tetapi ingin melihat adanya “lampu hijau.”
“Sikap kami sangat jelas. Kami selalu siap (untuk berunding) selama kami mendapat lampu hijau dari China,” kata Dalai Lama kepada Reuters di Taipei, sehari sebelum ia meninggalkan Taiwan setelah memanjatkan doa untuk para korban topan baru-baru ini.
Ia mengatakan China sejauh ini tidak memberikan lampu hijau bagi perundingan.
Dalai lama meninggalkan Tibet tahun 1959 setelah pemberontakan gagal terhadap kekuasaan China.
Dalai lama meninggalkan Tibet tahun 1959 setelah pemberontakan gagal terhadap kekuasaan China.
Beijing menyebut dia seorang “separatis” yang berusaha memisahkan hampir seperempat luas tanah Republik Rakyat China. Dalai Lama membantah tuduhan itu dan mengatakan ia berusaha untuk mendapatkan hak-hak yang lebih luas termasuk kebebasan agama dan otonomi untuk rakyat Tibet.
Para pejabat China dan wakil-wakil Dalai Lama melakukan perundingan secara rahasia mengena masalah Tibet sejak tahun 1979. Putaran terakhir diselenggarakan Nopember yang berakhir dengan kedua pihak saling menyalahkan atas tidak adanya kemajuan.
Ia mengemukakan kepada televisi lokal bahwa terlalu cepat untuk mengetahui apakah kunjungan-kunjungannya itu menggangu hubungan Taiwan dengan China, pesaing politik yang mengancam akan merebut pulau itu jika perlu dengan kekuatan militer.
“Tidak ada tanda manipulasi menyangkut tempat saya, kunjungan saya, saya merasa tidak ada,” katanya kepada Badan Televisi Publik.
Beijing menolak mengecam presiden Taiwan, yang bersahabat dengan China dan mengizinkan Dalai Lama berkunjung ke pulau itu hanya atas desakan para pemimpin oposisi, tetapi membatalkan beberapa acara dengan Taiwan.
“Terlalu dini untuk berbicara” dan akan memerlukan waktu sampai 12 bulan untuk menemukan apakah kunjungan itu menggangu hubungan Taiwan-China, kata Dalai Lama kepada stasiun televisi itu. Sebelumnya dia dua kali mengunjungi Taiwan.
China menyatakan kedaulatannya atas Taiwan yang memiliki pemerintah sendiri sejak tahun 1949 ketika pasukan Mao Zedong menang dalam perang saudara di China dan kelompok Nasionalis pimpinan Chiang Kai Shek lari ke pulau itu.
Taiwan bekerjasama dengan China sejak pertengahan tahun 2008 untuk meredakan permusuhan dengan menjalin hubungan perdagangan dan transit.
ant/fid