News
Rabu, 2 September 2009 - 20:52 WIB

Korban tewas dan hilang akibat gempa capai 50 orang

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bandung–Jumlah korban jiwa akibat gempa bumi  berkekuatan 7,3 Skala Riechter (SR) di beberapa kabupaten di Jawa Barat terus bertambah, angka sementara lebih  50  orang tewas dan hilang termasuk tertimbun longsor.

Berdasarkan laporan wartawan ANTARA dari Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Garut dan Priangan Timur jumlah korban jiwa yang sudah terdata hingga pukul 19.45 WIB sebanyak 25 orang. Tercatat jumlah korban jiwa akibat gempa bumi di wilayah Kabupaten Cianjur  terbanyak dibandingkan daerah lainnya.

Advertisement

Sementara itu menurut data dari Satkorlak Penanggulangan Bencana Alam (PBA) Provinsi Jawa Barat, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi itu sebanyak 23 orang yakni Kabupaten/ Kota Tasikmalaya sebanyak delapan orang, Cianjur 10 orang, Kabupaten Bandung Barat satu orang, Kabupaten Sukabumi satu orang dan Kabupaten Garut tiga orang.

Ratusan warga lainnya dilaporkan menderita luka-luka berat, sedang dan ringan akibat tertimbun reruntuhan rumah. Mereka dirawat di berbagai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan rumah sakit swasta di daerah masing-masing.

Berdasarkan laporan wartawan ANTARA di Cianjur, hingga pukul 18.30 WIB jumlah korban meninggal dunia yang berhasil ditemukan sebanyak 12 orang  dan sekiar 50 warga lainnya masih belum diketemukan akibat rumah mereka yang roboh tertimpa longsor.

Advertisement

Sebagian besar korban meninggal dunia akibat tertimpa bangunan rumah dan tanah longsoran tebing yang dipicu gempa bumi  di Desa Pamoyanan dan Cikangkareng Kabupaten Cianjur.

Sementara itu sekitar 50-an warga lainnya di Cianjur dilaporkan masih dinyatakan hilang diduga terkubur longsoran di kedua desa itu.

Proses evakuasi terhadap korban longsor di Cianjur terus dilakukan hingga malam ini, namun karena timbunan longsorannya cukup tebal dibutuhkan alat berat seperti bekho.

Sementara itu korban meninggal lainnya di Kabupaten/ Kota Tasikmalaya lima orang, Kabupaten Garut dua orang dan Kabupaten Bandung enam orang. Para korban meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan rumah mereka. yang tak kuat saat digoyang gempa terkuat dalam sepuluh terakhir ini. 

Advertisement

Korban jiwa juga dilaporkan di Kabupaten Tasikmalaya, namun hingga saat ini Satkorlak PBA dan Pemkab Tasikmalaya masih melakukan inventarisasi korban yang jatuh di daerah itu.

Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur, Maskana Sumitra menyatakan pihaknya akan mengerahkan bantuan dengan kekuatan penuh.

“Kami menyatakan Cianjur Siaga I, meskipun bencana Tsunami kecil kemungkinan terjadi. Bantuan sudah langsung dikirimkan,” kata Maskana Sumitra.

Pencarian dan evakuasi korban dilakukan oleh masyarakat dibantu oleh PMI, Polri dan TNI dengan menggunakan alat seadanya. Sebanyak 12 korban yang meninggal dunia ditampung di Balai Desa Pamoyanan.

Advertisement

Sedangkan di Kabupaten Bandung, dua Desa Kersamanah Kecamatan Pangalengan meninggal dunia tertimpa reruntuhan rumahnya sedangkan 30 warga lainnya juga luka luka. Sementara itu RS Al Ihsan di Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung sekitar 200 orang dibawa ke RS itu karena mengalami luka-luka, sehingga harus membuat tenda darurat.

Dari Garut dilaporkan dua orang warga Garut Selatan meninggal dunia, sedangkan 26 lainnya mengalami luka-luka. Sebagian korban terpaksa menjalani operasi bedah di RSU Garut.

Sementara itu dari Tasikmalaya, dilaporkan sebanyak lima warga dari Kabupaten dan Kota Tasikmalaya  meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka serius.

Kepanikan

Advertisement

Peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter yang berpusat di Laut Selatan atau 140 kilometer Barat Daya Tasikmalaya itu terjadi sekitar pukul 16.55 WIB. Goncangannya merata dan luas di Yogyakarta, Cilacap, Jawa Barat, Banten dan Jakarta.

Kepanikan warga terjadi di beberapa kota di Jawa Barat. Sebagian besar warga memilik keluar rumah dan mencari tempat yang lapang. Demikian juga para karyawan pemerintahan, pengujung pusat perbelanjaan, sekolah dan perkantoran juga dikosongkan oleh para karyawannya.

Guncangan gempa yang berlangsung sekitar 20-30 detik itu cukup membuat kepanikan warga karena goyangannya sangat kuat.

“Sepeda motor yang di standar juga sampai berguncang, barang-barang berjatuhan. Guncangannya sangat kuat,” kata Ny Ina warga Cikutra Kabupaten Bandung.

Bahkan akibat mereka keluar secara berdesakan mengakibatkan kepanikan luar biasa. Bahkan belasan karyawan pabrik kue di Cikutra dilaporkan pingsan akibat berdesak-desakan untuk keluar dari ruangan tempatnya bekerja.

Guncangan gempa juga meruntuhkan tebing di Desa Pamoyanan dan Cikangkareng Kabupaten Cianjur. Guncangan gempa membuat tebing itu runtuh dan menimbun perumahan penduduk yang ada di bawahnya.

Advertisement

Selain itu sejumlah kantor pemerintah dan fasilitas umum di Tasikmalaya dan Garut juga dilaporkan rusak. Sementara itu aliran listrik di beberapa daerah juga sempat di putus oleh PLN untuk menghindari terjadinya kebakaran pada rumah yang runtuh.

Sementara itu Gubernur Jawa Barat, H Ahmad Heryawan mengimbau masyarakat tidak panik dan tetap waspada pasca gempabumi itu.

“Masyarakat jangan panik namun tetap waspada karena kemungkinan masih ada gempa susulan, namun kekuatannya tak akan sekuat gempa pertama,” kata Heryawan.

Pemprov Jawa Barat, Rabu malam ini langsung menggelar rapat koordinasi penanganan bencana pasca gempa bumi berkekuatan 7,3 skala riechter itu di Gedung Pakuan, Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat. Orang nomor satu di Jawa Barat itu menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa maupun materil dari peristiwa gempa bumi yang melanda kawasan tatar Pasundan itu.

Pihaknya saat ini masih terus memonitoring dampak gempa bumi yang memakan korban jiwa itu. Sejauh ini belum disebutkan jumlah kerugian akibat gempa bumi itu, namun berdasarkan laporan Satkorlak sebanyak 23 orang dinyatakan meninggal dunia.

“Koordinasi dilakukan intensif dengan pemerintah daerah yang dilanda kerusakan akibat gempa termasuk dengan Satlak PBA Jabar, PVMBG, BMKG dan stakeholder terkait lainnya,” kata Kepala Sub Bagian Humas Pemprov Jabar, Dani Zidan Herdiana.

Tumbukan Lempeng

Kepala  Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Dr Surono menyebutkan, peristiwa gempa bumi yang cukup kuat Tasikmalaya itu akibat subduksi atau tumbukan antara lempengan Austro Asia dengan Euronesia dengan kedalaman sekitar 30 kilometer di dalam lautan.

“Gempa itu dari tumbukan lempeng di Laut Selatan, namun tidak berpengaruh terhadap lempeng yang ada di Jawa. Gempa susulan terekam puluhan kali, namun tidak terlalu kuat di bawah lima Skala Riechter (SR),” kata Surono.

Meski ada subduksi, namun gempa yang kuat tersebut tidak akan mempengaruhi aktivitas  gunung api yang ada di Jawa Barat seperti Galunggung, Guntur, Papandayan, Tangkubanperahu serta gunung-gunung api lainnya di provinsi itu.

“Karakter gunung api di Jabar berbeda dengan gunung api di Sumatera, meski digoyang gempa tak akan terpengaruh. Meski demikian kita lakukan pemantauan intensif,” kata Surono.

Kepala PVMBG itu menyebutkan, gempa bumi berkekuatan 7,3 SR itu meluas dirasakan mulai Yogyakarta, Jabar, Jakarta dan Banten. Karakter gempa yang dampaknya luas, biasanya tidak terlalu memiliki daya rusak, kecuali terhadap bangunan yang tidak memiliki kontruksi yang baik.

Karena kedalamannya cukup dalam yakni sekitar 30 kilometer, kata Surono, gempa itu tidak menimbulkan tsunami. BMKG sendiri sempat mengeluarkan ‘warning’ potensi tsunami, namun setelah sekitar satu jam ditarik lagi.

“Artinya gempa itu hanya tumbukan lempeng, dan tidak mengakibatkan adanya runtuhan lapisan di dasar laut sehingga tak ada tsunami,” kata Surono.

Ia menyebutkan, pasca gempa bumi pertama yang berkekuatan 7,3 SR itu, terekam puluhan kali terjadi gempa susulan, namun kekuatannya di bawah lima skala Richter.
Ant/tya

Advertisement
Kata Kunci : Gempa Korban
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif