Soloraya
Senin, 31 Agustus 2009 - 14:41 WIB

Petani Banyudono kesulitan peroleh air irigasi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Sejumlah petani di Kecamatan Banyudono, mulai kesulitan mendapatkan aliran air irigasi pada pertengahan musim kemarau tahun ini. Pasalnya, Kali Pepe dan Kali Pengging yang selama ini menjadi andalan petani, mengalami penyusutan, akibat penguapan.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Kuwiran, Edi Purnomo, mengatakan kesulitan memperoleh air irigasi dirasakan petani sejak satu bulan lalu.

Advertisement

“Saat ini aliran air yang kami peroleh dari Kali Pepe dan Pengging berkurang 50 persen,” katanya, Senin (31/8).

Dalam dua pekan ke depan, ia menambahkan, petani dipastikan akan memanfaatkan mesin pompa untuk menyedot air dari sumur pantek.

Sementara di Ngemplak, lahan pertanian seluas 600 hektare (ha) yang tersebar di Desa Sawahan, Pandeyan, Donohudan, Kismoyoso, Manggung, Dibal, Gagaksipat, Sindon dan Ngesrep mulai kesulitan mendapatkan aliran air irigasi.

Advertisement

Kondisi tersebut sebagai dampak penyusutan drastis elevasi air di Waduk Cengklik sejak satu bulan terakhir. Akibatnya, tanaman padi yang akan dipanen Oktober, terancam tak mampu tumbuh maksimal.

“Potensi pertanian kami tak mampu berhasil maksimal, jika hanya mengandalkan aliran air dari waduk,” ucap Ketua Gabungan Petani Pemakai dan Pengelola Air (GP3A) Daerah Irigasi (DI) Cengklik, Samidi.

Ia melanjutkan, guna menyeimbangkan pasokan air, pihaknya kini mengajukan pinjaman mesin pompa sebanyak 12 unit dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

Advertisement

Mesin pompa tersebut, kata ia, akan dimanfaatkan petani untuk menyedot air dari sumur pantek. Musim kemarau seperti ini, menurutnya, selain dari waduk, sumber air lain untuk pertanian adalah sumur pantek.

dwa

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif