Soloraya
Jumat, 28 Agustus 2009 - 17:40 WIB

Penjagal dan pelaku glonggong sapi memilih pindah lokasi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Sejumlah penjagal dan pelaku glonggong sapi dari wilayah Boyolali, memilih pindah lokasi untuk menjalankan aksi, setelah Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) memperketat pengawasan. Daerah tempat mereka pindah salah satunya adalah Kabupaten Semarang.

Kepala Disnakan, Dwi Priyatmoko, mengatakan akibat berpindahnya para penjagal dan pelaku glonggong sapi dari Boyolali, daging rusak dengan kadar air tinggi masih beredar di pasaran kota lain.

Advertisement

“Karena pelaku memang orang Boyolali, maka Pemkab juga kena getahnya,” katanya kepada wartawan, Jumat (28/8).

Dwi mengatakan, dalam satu tahun terakhir Disnakan berupaya keras mempersempit ruang gerak pelaku glonggong. Namun, upaya tersebut dinilai muspra, jika daerah lain tidak memperketat pengawasan dan lalu lintas peredaran daging sapi.

Ia menambahkan, pengawasan ketat masih akan terus dilakukan. Pekan depan sebuah tim dari unsur Disnakan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan kepolisian sudah terbentuk. Tim tersebut bertugas melakukan pengawasan lapangan dan menindak jika ditemukan pelaku glonggong sapi.

Advertisement

Dwi berjanji, pihaknya akan menindak tegas para pelaku glonggong yang merugikan konsumen. Masih menurutnya, tahun 2008 lalu pihaknya membakar daging glonggongan hasil potong dari dua ekor sapi. Sedangkan Januari 2009, pihaknya juga kembali membakar daging sapi hasil glonggongan.

Lebih lanjut Dwi menguraikan, selain melakukan pengawasan langsung di lapangan, Disnakan juga telah melakukan pembinaan terhadap seluruh jagal yang tersebar di Boyolali.

dwa

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif