News
Kamis, 27 Agustus 2009 - 12:29 WIB

Sekjen PBB kutuk serangan di Afghanistan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

New York–Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mengutuk serangan bom di Afghanistan selatan pada Selasa (25/8) sehingga menewaskan lebih dari 40 warga sipil dan melukai 80 lainnya.

“Sekjen PBB Ban sangat terkejut dan merasa cemas ketika mendengar kabar tentang serangan (di Afghanistan, red). Ia mengutuk keras serangan brutal yang tidak berdasar ini,” kata juru bicara Sekjen PBB, Michele Montas, dalam jumpa pers di Markas Besar PBB, New York, Rabu (26/8).

Advertisement

Montas juga menyampaikan rasa duka cita dan simpati Ban kepada keluarga para korban dan mendoakan agar mereka yang mengalami luka-luka dalam serangan tersebut dapat segera sembuh.

Lebih dari 40 warga sipil yang tewas dan 80 lainnya yang luka-luka merupakan korban pemboman yang terjadi di kota Kandahar di Afghanistan bagian selatan.

Menurut laporan media, bom yang berasal dari mobil itu meledak di kawasan pemukiman di Kandahar yang berdekatan dengan kantor perusahaan konstruksi Jepang, sebuah tempat penginapan orang asing serta kantor-kantor pemerintahan.

Advertisement

Pemboman itu terjadi hanya beberapa hari setelah Afghanistan menggelar pemilihan presiden dan anggota dewan di tingkat propinsi.

Baik Sekjen Ban Ki-moon maupun Dewan Keamanan PBB telah memberi ucapan selamat atas terlaksananya pemilihan umum pada 20 Agustus lalu.

Utusan khusus Sekjen PBB untuk Afghanistan, Kai Eide, menyebut pemilihan umum kemarin sebagai “hari yang baik bagi Afghanistan” dan menyatakan gembira dengan pemilu yang telah berlangsung.

Advertisement

Tentang pemboman hari Selasa, Kai Eide menyampaikan duka cita kepada korban dan keluarga mereka sekaligus menyatakan kegeraman terhadap serangan kepada warga sipil.

“Diinjak-injaknya hidup para warga sipil seperti yg ditunjukkan para pelaku serangan ini adalah sesuatu yang mengagetkan,” demikian kata Eide dalam pernyataan yang dikeluarkannya di Kabul, Afghanistan.

ant/fid

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif