Siang itu ia ditemani istrinya, Lady Cempluk, sedang ditemui seorang perawat, sebut saja Gendhuk Nicole.
”Maaf, Pak. Untuk mengetahui kadar penyakit Bapak, maka urine dan tinja bapak akan dicek di laboratorium,” kata Nicole.
”Ya, mangga Bu, nggak papa, yang penting saya sembuh dan segera pulang,” jawab Koplo pasrah.
”Ini ada dua tabung untuk Bapak bawa. Nanti kalau Bapak mau buang air, tabung satu ini untuk tempat urine, dan satunya untuk tempat tinja Bapak,” kata suster sambil memberikan dua tabung laborat.
”Iya suster. Nanti kalau sudah terisi, saya kasih tahu suster,” janji Koplo.
Karena merasa belum kebelet, Jon Koplo kemudian memakan roti banyak-banyak sambil meremas-remas perutnya agar isinya segera keluar.
Selang 10 menit kemudian barulah Koplo merasa mau buang air besar. Ia segera manuju ke toilet. Sayangnya, karena saking kesusu-nya ia hanya membawa satu tabung saja, sedang tabung yang lain tertinggal di kamar pasien.
Setelah urine tertampung, Koplo pun keluar toilet menuju ruangannya untuk mengambil tabung yang satunya tanpa menyentor WC yang ada tinjanya. Rencananya, tinja tadi akan dimasukkan di dalam tabung yang satunya. Tapi sial, tanpa sepengetahuannya, setelah ia keluar dari toilet ternyata ada pasien lain yang masuk.
Kemudian setelah tabung ada di tangan, Koplo segera kembali ke toilet untuk mengambil tinjanya. Tapi bukan main kagetnya Koplo, karena WC sudah dalam keadaan bersih.
”Wadhuh, taiku ilang…!” batin Koplo geram. Ia sangat kecewa karena ternyata pasien yang masuk tadi menyentor tinjanya yang sangat berharga. Alhasil, Koplo terpaksa menunggu sampai kebelet lagi. Kiriman Sugeng Rahayu, Sepining 2B Grup C PT Danliris Banaran, Grogol, Sukoharjo.