SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Sukoharjo (Espos)–Tunjangan insentif untuk guru tidak tetap (GTT) di Kabupaten Sukoharjo selama delapan bulan ini belum bisa dicairkan. Keterlambatan tersebut ditengarai pembahasan anggaran perubahan yang belum juga kunjung selesai.
Seorang GTT di SDN Madegondo 1, Via Tri Oktavia menerangkan, selama delapan bulan ini belum menerima tunjangan insentif dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Meski belum menerima, Via mengaku tidak pernah menanyakannya kepada Dinas Pendidikan (Disdik) lantaran statusnya adalah guru baru.
“Awal saya mengajar di SDN Madegondo I, baru delapan bulan lalu. Jadi hitungannya, saya ini termasuk guru baru,” jelas dia ketika dijumpai Espos, Rabu (26/8).
Via mengaku, belum tahu apakah dirinya bakal menerima tunjangan insentif ataukah tidak. Pasalnya, dia juga belum tahu apakah sudah tercatat di database ataukah sebaliknya belum.
“Kalau informasi yang saya terima dari teman-teman, hanya GTT yang tercatat di database-lah yang akan menerima tunjangan insentif. Sementara kalau belum tercatat, ya belum bisa menerima. Dengan informasi itulah, saya akhirnya tidak pernah bertanya,” ujarnya.
Saat ini, Via mengaku, hanya mengandalkan honor dari sekolah senilai Rp 150.000/bulan. “Yang saya terima per bulannya dari sekolah, hanya Rp 150.000. Tidak ada sumber lain.”
Dijumpai terpisah, Kepala Disdik, Djoko Raino Sigit mengakui, sebanyak 925 orang GTT belum bisa menerima tunjangan insentif.
“Memang tunjangan insentif mulai Januari sampai sekarang belum bisa dicairkan. Keterlambatan itu disebabkan anggaran perubahan belum juga digedok,” jelas dia, Rabu.
Djoko menambahkan, pihaknya sudah meminta kalangan dewan khususnya komisi IV segera menggedok anggaran untuk tunjangan insentif GTT. Namun demikian, lantaran semua harus mengikuti jadwal, pencairan tunjangan insentif untuk GTT belum pasti.
aps