SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solo (Espos)–Komisi IV DPRD Solo mendesak kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo agar membeli aset tanah dan bangunan Hotel Maliawan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng di Tawangmangu, Karanganyar, lantaran aset itu berpotensi besar untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD) Solo.
Desakan itu disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Solo, Satryo Hadinagoro, Rabu (5/8), setelah sebelumnya melakukan inpeksi mendadak (Sidak) ke lokasi itu.
Satryo yang didampingi Sekretaris Komisi IV DPRD Solo Bekti Karebet dan sejumlah anggota Komisi IV lainnya, Reny Widyawati dan Willy Tandio Wibowo sempat menyebut adanya alokasi anggaran operasional pada APBD-Perubahan 2009 senilai Rp 59 juta. Padahal selama empat tahun terakhir dikelola Pemkot Solo, jelas Satryo, tidak pernah mendapatkan alokasi anggaran operasional.
“Sejak tahun 2005 lalu pengelola Hotel Maliawan yang saat ini ditangani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo belum pernah mendapatkan dana operasional. Akibatnya kondisi aset pemerintah itu sangat mengkhawatirkan. Saat kami tanya tentang darimana dana operasional diperoleh, pihak pengelola menjelaskan dari usaha sendiri,” tukasnya yang dibenarkan Reny.
Satryo menguraikan, dengan kondisi aset yang memprihatinkan, maka adanya alokasi anggaran Rp 59 juta itu menjadi sia-sia, karena dengan anggaran itu tidak mampu meningkatkan fasilitas di hotel itu.
Oleh karenanya, tegasnya, Komisi IV meminta kepada Pemkot agar memperjelas status tanah hotel itu dengan cara membeli tanah dan bangunan itu. Dari informasi yang ada nilai bangunan itu berkisar antara Rp 1 miliar-Rp 4 miliar.
Reny menerangkan, dengan pembelian aset seluas 7.000 m2 itu bisa untuk meningkatkan PAD Solo. Setelah status tanahnya jelas, menurut dia, maka pengelolaan hotel itu bisa dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak ketiga.
“Dengan luas tanah dan fasilitas yang ada, maka akan meningkatkan PAD Solo, mengingat lokasinya yang luas dan ada beberapa fasilitas, seperti lapangan tenis dan penginapan lengkap,” paparnya.
trh