Entertainment
Selasa, 28 Juli 2009 - 20:09 WIB

Suryo Sumirat persembahkan pertunjukan tari Langendriyan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Sanggar Tari Suryo Sumirat Mangkunegaran Solo kembali menyuguhkan drama tari Langendriyan, Senin (27/7) malam, di Pendapa Ageng, Taman Budaya Surakarta (TBS). Enam penari remaja yang membawakan koleksi seni Pura Mangkunegaran yang tercipta di era pemerintahan Mangkunegoro IV tersebut tidak hanya dituntut mampu memeragakan gerakan luwes semata.

Mereka sekaligus berperan menjadi tokoh-tokoh yang termuat dalam lakon Minak Jinggo Lilo dengan melafalkan dialog berupa tembang Macapat, seperti Pangkur dan Sinom.

Advertisement

Dengan iringan musik gamelan, penampilan keenam remaja puteri tersebut  mampu menyihir seratusan penonton yang hadir di pergeleran yang diprakarsai Sanggar Tari Suryo Sumirat, TBS, dan Pemkot Solo itu. Terbunuhnya tokoh Minak Jinggo di tangan  Damar Wulan menjadi adegan klimaks dalam drama tari tradisional yang memegang posisi penting di abad ke-18 tersebut.

Aksi Damar Wulan yang berhasil menumbangkan penguasa Blambangan itu mendapatkan dukungan dari kedua isteri Minak Jinggo, Waito dan Puyengan. Kedua perempuan itu bersedia membocorkan kelemahan Minak Jinggo yang digambarkan sebagai sosok yang perkasa dan tak tertandingi. Senjata milik Minak Jinggo berupa Godo Wesi Kuning lah yang mampu melumpuhkan kesaktian suaminya. Pindahnya senjata tersebut ke genggaman Damar Wulan, karena Waito dan Puyengan  mencuri Godo Wesi Kuning dari suaminya dan langsung menyerahkannya kepada Damar Wulan.

“Langendriyan paling sulit diperagakan karena kami bukan sekadar menari saja tapi juga main drama. Kami juga harus menghafal tembang-tembang Macapat untuk menjiwai karakter tokoh di drama tari itu,” ungkap salah satu penarinya, Pramita Rizky.

Advertisement

Drama tari yang dibumbui kisah pengkhianatan tersebut, bukan satu-satunya sajian yang dipersembahkan Sanggar Tari Suryo Sumirat pimpinan GPH Herwasto Kusumo. Selain itu, tari Gambyong Retno Kusumo, Kiprah Ratu Sewu, dan pentas tari Cakilan turut mewarnai Pentas Langendriyan yang digelar untuk memperingati Hari Anak Nasional. 
hkt

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Drama
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif