SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Sukoharjo (Espos)–Dua pekerja seks komersial (PSK) asal Wonogiri diringkus tim Satpol PP Kabupaten Sukoharjo dalam razia yang digelar Kamis (23/7) malam.
Selanjutnya mereka dikirim ke Panti Rehabilitasi Wanita Utama Pajang, Laweyan, Solo. Dilihat dari jumlah PSK yang terkena razia, Satpol PP menengarai ada kebocoran informasi. Pasalnya, dari hasil razia sebelumnya, hasilnya selalu di kisaran belasan orang PSK.
“Kami memang mengindikasikan ada kebocoran soal kegiatan razia yang kami lakukan. Tapi kalau tidak ada kebocoran, ya kemungkinan razia PSK yang rutin kami gelar selama ini memang sudah berhasil,” ujar Kasi Keamanan dan Ketertiban Satpol PP, Sunarto ketika dijumpai <I>Espos<I> di ruang kerjanya, Jumat (24/7).
Sunarto menjelaskan, dua PSK asal Wonogiri yang terkena razia pada Kamis malam ditemukan di dekat Badan Rumah Sakit Umum Daerah (BRSUD) dan Jampingan Solo Baru. “Dua orang yang kena razia, masing-masing bernama Eni Kusrini dan satunya lagi Saliyem,” jelasnya.
Khusus Eni Kusrini, jelas Sunarto, statusnya adalah PSK lama yang sebelum ini sudah dikirim Satpol PP ke Panti Rehabilitasi Wanita Utama. Namun demikian, yang bersangkutan melarikan diri pada saat pemilihan legislatif (Pileg) April lalu dengan alasan ingin menggunakan hak pilih di rumah namun tidak kembali lagi.
Dalam setiap razia, Sunarto menambahkan, PSK yang tertangkap memang selalu dikirim ke Panti Rehabilitasi Wanita Utama. Di tempat itu, para PSK akan mendapat pelatihan ketrampilan hidup selama enam bulan. Yang menjadi persoalan sekarang ini, tambah Sunarto, berdasar pengamatan Satpol PP, kegiatan pelatihan di tempat rehabilitasi kurang efektif sehingga sebagian besar PSK kembali lagi ke profesi lama begitu keluar dari tempat tersebut.
aps