News
Selasa, 21 Juli 2009 - 14:28 WIB

Pangdam bantah keterlibatan TNI soal penembakan Freeport

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Timika–Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI A.Y.Nasution membantah adanya anggota TNI yang terlibat dalam kasus penembakan yang terjadi kawasan operasional PT.Freeport khususnya di jalur Tembagapura-Timika.

“Tidak ada anggota yang terlibat termasuk anggota disersi atau mantan anggota, terlibat dalam kasus tersebut,” tegas Pangdam Cenderawasih ketika ditanya ANTARA seusai mendampingi Kapolda Papua Irjen Pol Bagus Ekodanto memberikan keterangan pers di Mapolres Mimika di Timika, Selasa.

Advertisement

Pangdam Cenderawasih juga membantah ada anggota Kopassus yang ditangkap sesaat setelah insiden penembakan di mile 51.

“Itu semua tidak benar,” tegas Pangdam Cenderawasih seraya menambahkan yang terjadi saat itu ada beberapa anggota kopassus yang turun ke Timika dari Tembagapura.

Ketika ditanya tentang peluru yang digunakan dan ditemukan dalam kasus tersebut adalah peluru buatan Pindad, Panglima Cenderawasih mengakui, memang peluru-peluru itu dibuat di Pindad.

Advertisement

Sementara itu Kapolda Papua Irjen Pol Bagus Ekodanto dalam keterangan persnya mengakui, hingga saat ini belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab terhadap insiden penembakan di ruas jalan Timika-Tembagapura.

Para tersangka yang hingga saat ini masih diperiksa secara intensif belum mengaku mereka berasal dari kelompok mana.

“Hingga kini kami masih melakukan penyelidikan guna mengungkap  kelompok mana yang melakukan aksi yang menewaskan tiga orang dan mencederai beberapa anggota Brimob dan security PT.Freeport itu,” kata Irjen Pol Ekodanto.

Advertisement

Akibat insiden baik pembakaran kendaraan PT Freeport di mile 71 dan 74 yang terjadi Senin (8/7) dan kasus penembakan di mile 53 Sabtu (11/7), serta kasus penembakan di mile 51 pada Minggu (12/7) menyebabkan pimpinan perusahaan penambangan terbesar di Indonesia itu mengeluarkan larangan mobilisasi karyawan dari Timika maupun sebaliknya dari Tembagapura.

Sejak Senin (13/7) Freeport tidak lagi mengijinkan karyawan melintas di ruas jalan tersebut hingga menyebabkan pergantian jadwal kerja mengalami gangguan.

Ribuan karyawan yang sebelum peristiwa berada di Timika hingga kini tidak bisa ke Tembagapura sebaliknya dari Tembagapura tidak diizinkan ke Timika.

Walaupun demikian kegiatan operasional penambangan masih terus berlangsung karena karyawan yang berada di Tembagapura jam kerjanya ditambah.
Ant/tya

Advertisement
Kata Kunci : Freeport Penambakan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif