News
Minggu, 19 Juli 2009 - 15:08 WIB

Ayah Nur tak yakin anaknya pengebom Marriott

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Temanggung–Muhammad Nasir (60), ayah Nur Sahid, tersangka pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott di Jakarta, mengatakan, tidak yakin anaknya terlibat aksi terorisme tersebut.

“Saya harap itu bukan anak saya, saya harapkan itu kabar keliru,” katanya dalam Bahasa Jawa dengan didampingi salah seorang di antara enam anaknya, Safrudin (31), di Temanggung, Minggu (19/7).

Advertisement

Ia mengatakan, Nur yang merupakan anak ketiga dari enam anaknya itu lahir pada 24 Juli 1974.

Sejak tahun 2001, katanya, dia tidak pulang ke rumah bersama isteri dan dua anaknya.

Advertisement

Sejak tahun 2001, katanya, dia tidak pulang ke rumah bersama isteri dan dua anaknya.

Nur menikahi isterinya pada 1999, setelah menjalani pendidikan di sebuah pondok pesantren di Temanggung.

Setelah pernikahan itu, katanya, dia tinggal di rumah mertuanya di Klaten, Jateng.

Advertisement

Pihak keluarga beberapa waktu lalu pernah mencari keberadaan Nur Sahid termasuk menemui pihak besan di Klaten.

Pihak keluarga di Klaten, katanya, juga tidak mengetahui keberadaan Nur Sahid dengan isteri dan dua anaknya setelah tahun 2001.

“Kami mendapat kabar kalau Nur menjadi tukang duplikat kunci di Semarang, kami mencarinya tetapi tidak menemukan, keluarga Klaten juga mengatakan mereka tidak pernah pulang,” katanya.

Advertisement

Nasir mengaku, pada Sabtu (18/7) tengah malam didatangi dua aparat kepolisian setempat dengan didampingi Kepala Dusun Katekan, Desa Katekan, Kukuh Riyanto dan seorang tokoh masyarakat setempat, Subawandi.

“Mereka menanyakan data keluarga di sini, tetapi tidak ada pemberitahuan resmi dari aparat kalau anak kami terlibat, saya yakin tidak terlibat,” katanya.

Ia mengharapkan Nur segera mengkontak pihak keluarga di Temanggung. Nasir yang sehar-hari bekerja sebagai petani itu tinggal di RT 01/RW 03 Dusun Katekan, Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, di kawasan timur lereng Gunung Sindoro.

Advertisement

“Empat anak saya tinggal di Temanggung, yang satu (Safrudin), di Kendal, yang paling jauh (Klaten) Nur, tetapi setelah tahun 2001 tidak pulang,” katanya.

Teror bom terjadi pada Jumat (17/7) pagi dalam waktu relatif bersama, di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton, di kawasan bisnis Mega Kuningan, Jakarta, mengakibatkan sejumlah orang tewas serta puluhan lainnya luka-luka.

ant/fid

Advertisement
Kata Kunci : Nur
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif