Entertainment
Selasa, 14 Juli 2009 - 18:09 WIB

Madu Sari, refleksi karya seni lintas budaya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Dua musisi asal Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Peni Candra Rini dan Waluyo Sastro Sukarno tampil memukau dengan membawakan karya masing-masing di Pergelaran Musik Dies Natalis ISI Solo ke-45, Senin (13/7) malam, di Teater Besar, ISI Solo.

Peni yang tampil sebagai pembuka, menyajikan karya musik berjudul Madu Sari yang merefleksikan karya seni lintas budaya.

Advertisement

Madu Sari merupakan musik etnik yang digarap secara jenius oleh Peni, yang mampu mencerminkan perpaduan musik Jawa, Hindustan, India, Makasar, Bali, dan Kalimantan. Penampilan minimalis dengan hanya mengikutsertakan iringan gitar yang dimainkan Boby Budi Santosa, seluruh kulutur seni dari berbagai tempat di belahan dunia mampu teraplikasi pada Madu Sari dengan apik.

“Secara filosofi, Madu Sari saya jadikan sebuah kumpulan musik-musik etnik dari berbagai tempat. Ini menjadi perpaduan yang sempurna ketika Madu Sari berhasil menyatukan beragam jenis dan warna musik dalam satu rangkaian,” papar Peni kepada Espos> setelah turun panggung.

Peni yang tampil cantik dengan mengenakan gaun hitam dengan bordir Palembang, menunjukkan kematangannya dalam berolah vokal. Musisi muda berbakat yang baru saja tampil bersama Widosari di Belanda tersebut berhasil menyinergikan ciri dari masing-masing musik etnik yang ia pelajari selama ini.

Advertisement

hkt

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif