Bulan kedua tinggal di asrama, ia tahu bahwa setiap pukul 19.00 WIB petugas pembersih kantin menyimpan sisa nasi dan lauk di lemari makan tepi kantin yang lampunya dimatikan setiap pukul 22.00 WIB. Saat itulah Koplo berniat menyikat nasi di kantin. Dan karena takut sendirian ia mengajak Tom Gembus untuk berkoalisi karena mempunyai ”platform” yang sama.
Sejak saat itu, setiap malam setelah lampu mati kedua makhluk ini bergerak cepat berburu nasi dan lauk di kantin, kemudian dimakan di kamar tidur.
Berbeda dengan biasanya, malam itu ndilalah turun hujan sehingga keduanya malas mengembalikan piring ke kantin lalu menyembunyikan piring itu di atas lemari pakaian.
Pada waktu makan siang, ada pengumuman di papan tulis kantin: ”Telah hilang dua piring. Bagi yang pinjam harap dikembalikan segera! Ttd: Lady Cempluk, Penjab kantin”. Sore harinya, di bawah pengumuman tersebut Koplo menulis dengan spidol: ”Semalam piring Ibu terbang ke planet. Jangan khawatir, nanti malam akan mendarat di kantin, tetapi tanpa isi. Ttd: Manusia Planet”.
Malamnya, setelah lampu-lampu mati dan sudah sepi nyenyet, Koplo dan Gembus kembali klithih-klithih menyusup ke kantin.
Setelah menaruh piring bekas dan mengambil nasi serta lauk yang baru, sambil tersenyum simpul keduanya hendak keluar kantin. Namun tiba-tiba mak byarrr!, lampu kantin menyala terang benderang dan ketua mahasiswa terlihat berdiri berkacak pinggang di dekat pintu seraya berujar, ”Ooo, ternyata kalian ya manusia planetnya?”
”Siap senior! Kami hanya membantu agar makanan yang tersisa tidak mubazir,” jawab Koplo gemetar karena sebentar lagi pasti akan diadakan sidang istimewa. Kiriman Rahmad Sutedjo, Sidomulyo RT 01/RW I, Tempel, Gatak, Sukoharjo.