Soloraya
Selasa, 7 Juli 2009 - 15:06 WIB

Pelaksana Pilpres diimbau gunakan pakaian adat Jawa

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Espos)--Seluruh jajaran Muspida Karanganyar hingga pejabat di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan diimbau untuk mengenakan pakaian adat Jawa, beskap landung, saat melaksanakan tugas masing-masing pada hari-H pemungutan suara Pilpres, Rabu (8/7) hari ini.

Imbauan itu dipertegas oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kastono melalui surat edaran Nomor : 270/3932.25/VI/2009 tertanggal 30 Juni 2009.
Edaran itu disampaikan ke seluruh jajaran Muspida, tim koordinasi dukungan kelancaran penyelenggaraan Pemilu, camat, kepala desa/lurah, Ketua KPU beserta anggotanya, Ketua Panwaslu beserta anggota, serta para Ketua PPK, PPS, KPPS beserta anggota mereka.

Advertisement

Kastono mengharapkan pihak-pihak yang dimaksudkan itu dalam melaksanakan tugas mereka di Pilpres, supaya memakai pakaian adat Jawa. Untuk putera, memakai beskap landung dan untuk puteri mengenakan kebaya.

“Hal ini dilaksanakan guna menyambut pesta demokrasi Pilpres dan berupaya melestarikan budaya Jawa yang merupakan ciri khas atau sebagai identitas kita, dengan memakai busana Jawa,” terang Kastono.

Imbauan tersebut mendapat respons positif dan antusiasme tinggi dari kalangan pejabat maupun pelaksana Pilpres di lapangan. Kapolres Karanganyar AKBP Sri Handayani telah menyatakan kesiapannya mengenakan pakaian kebaya, dan ikut melakukan pantauan pelaksanaan pemungutan suara bersama rombongan Muspida setempat.

Advertisement

Anggota KPU Karanganyar, Kustawa Esye, juga menyambut baik imbauan untuk mengenakan pakaian adat Jawa itu.

“Ini imbauan yang baik, kenapa tidak dilaksanakan? Tentu saja, kami semua akan mengenakan beskap landung, tanpa keris, dalam menjalankan tugas nanti pas hari-H pemungutan suara,” kata dia, saat ditemui Espos di kantornya, Selasa (7/7).

Pemungutan suara Pilpres ini kebetulan memang jatuh pada hari Rabu, di mana Pemkab Karanganyar telah menjalankan program nguri-uri budaya Jawa khusus pada hari tersebut. Biasanya, dalam setiap acara formal, rapat kerja maupun upacara, semuanya memakai bahasa pengantar Bahasa Jawa halus.

dsp

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif