Jakarta–Puluhan wartawan melakukan aksi demo di depan Kantor DPP Partai Demokrat (PD) untuk mendesak ketua DPP PD meminta maaf atas aksi kekerasan kader PD terhadap wartawan Sinar Harapan, Odeo Data Hermina Julia Vanduk ketika meliput kampanye Cawapres Boediono di Papua.
“Atas perlakuan yang dilakukan kader PD, kami minta Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo meminta maaf secara terbuka di media massa,” kata koordinator Poros Wartawan Jakarta, Wahyu Widodo di Jakarta, Sabtu (27/6).
Selain meminta agar pihak DPP PD meminta maaf, sedikitnya 60 orang wartawan itu meminta agar pihak kepolisian segera mengusut tuntas dan menyelesaikan secara hukum kasus kekerasan terhadap wartawan itu.
Aksi orasi wartawan itu berlangsung di Jalan Pemuda Jakarta Timur, dan sebagian diantaranya membakar bendera PD dan kaos SBY-Boediono, juga membentangkan spanduk yang bertuliskan “Penindasan pada wartawan adalah awal penindasan pada rakyat”, “SBY jangan diam saja”, “Partai Demokrat jangan lari dari tanjung jawab.”
Menurut Wahyu, para wartawan sangat menyesalkan tindakan kader PD itu, karena selama ini SBY dinilai memiliki komitmen tinggi untuk menghapuskan kriminalisasi pers, namun kenyataannya kadernya sendiri melakukan tindakan kekerasan.
Berkaitan dengan hal tersebut, SBY selaku dewan pembina, harus mampu menunjukkan bahwa apa yang menjadi komitmennya itu bukan hanya isapan jempol belaka.
Pada saat aksi ini berlangsung, aparat keamanan melakukan penjagaan yang ketat, sementara jajaran PD belum ada yang menerima perwakilan wartawan yang melakukan aksi demo hingga siang.
Menurut salah seorang petugas kantor DPP PD yang enggan disebut namanya, pada hari libur seperti ini jarang pengurus PD ada di kantor, apalagi mereka lebih berkonsentrasi pada pensuksesan acara kampanye SBY-Boediono di luar.
ant/fid