News
Senin, 8 Juni 2009 - 17:20 WIB

Pengrajin kompor minyak Semanggi gulung tikar

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Kalangan pengrajin kompor minyak di Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) segera mencarikan alternatif produksi sebagai solusi atas nasib mereka yang kini mengalami gulung tikar, lantaran tidak ada lagi order produksi kompor minyak. Hal itu menyusul dilaksanakannya program konversi dan ditariknya jatah minyak bersubsidi dari Kota Bengawan.

Ketua Kelompok Usaha Dandang dan Kompor Semanggi (KUDKS), FX Hartoyo mengemukakan kondisi para pengrajin kompor minyak pascapelaksanaan program konversi saat ini sangat memprihatinkan. Tidak adanya order produksi kompor minyak yang masuk membuat modal mereka habis, sehingga tidak lagi mampu memproduksi kompor-kompor tersebut.

Advertisement

“Saat program konversi baru dimulai, dari jumlah semula sekitar 25 pengrajin, masih ada tiga hingga empat pengrajin yang bertahan untuk tetap memproduksi kompor minyak. Bahkan mereka juga telah mencoba membuat cashing kompor gas agar usaha mereka bisa bertahan. Namun karena kekurangan modal, ditambah tidak ada lagi order produksi kompor minyak yang masuk, akhirnya baik kompor minyak maupun produksi cashing kompor gas sekarang ini malah terhenti,” ujar Hartoyo ketika ditemui wartawan di rumahnya, Senin (8/6).

Diakui Hartoyo, sebagian pengrajin kompor minyak tersebut memang ada yang masih menerima order kompor minyak khusus untuk produksi batik. Namun menurutnya, order kompor minyak batik itu hanya dibuat berdasarkan pesanan dari kalangan pengrajin batik dan dalam jumlah yang tidak terlalu besar.

“Memang ada yang masih membuat kompor minyak untuk produksi batik, tapi hanya berdasarkan pesanan dari pelanggan dan jumlahnya juga tidak terlalu banyak,” imbuh Hartoyo.

sry

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif