News
Kamis, 4 Juni 2009 - 18:19 WIB

Hiswana: Wilayah perbatasan rawan penyerapan minyak bersubsidi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Hiswana Migas Solo memperkirakan penyerapan gas elpiji atau minyak tanah nonsubsidi yang didistribusikan di Kota Solo bisa mencapai 100%, bila program konversi selesai dilaksanakan secara merata di semua daerah di Soloraya.

“Untuk saat ini, baru tiga kabupaten/kota yang sudah dry dari minyak tanah bersubsidi, yakni Klaten, Karanganyar dan Solo. Sehingga sangat besar kemungkinannya warga yang tinggal di kabupaten/kota yang sudah dry itu mencari minyak tanah ke daerah yang masih dijatah minyak tanah bersubsidi. Sehingga dalam hal ini, daerah perbatasan merupakan daerah yang cukup rawan minyak tanah bersubsidi tersebut dilarikan ke daerah lainnya,” ungkap Ketua Bidang Minyak Tanah Hiswana Migas Solo, Aryo Putro Kusumo ketika dikonfirmasi Espos, Kamis (4/6).

Advertisement

Aryo menyebutkan empat kabupaten yang masih memperoleh jatah minyak tanah bersubsidi adalah Wonogiri yang bulan Juni 2009 ini memperoleh jatah 2.000 kiloliter, Sragen sebanyak 1.620 kiloliter, Boyolali sebanyak 505 kiloliter dan Sukoharjo sebanyak 2.525 kiloliter.

Diakui Aryo, pihaknya sulit memantau penjualan minyak tanah bersubsidi di tingkat eceran, terlebih bila pangkalan atau pengecer minyak tanah berlokasi di daerah perbatasan.

“Kami tentunya tidak bisa melarang pangkalan atau pengecer minyak tanah menjual minyak misalnya ke tetangga yang tinggalnya berdekatan, meskipun wilayahnya sudah beda. Satu contoh di daerah Sukoharjo seperti Baki, Gentan dan Makamhaji yang berbatasan dengan daerah Pajang, Solo,” ungkapnya.

Advertisement

Belum terserapnya gas elpiji atau minyak tanah nonsubsidi yand dijual di SPBU-SPBU, menurut Aryo kemungkinan karena masyarakat yang masih setia menggunakan kompor minyak tersebut mencari minyak tanah ke daerah lain yang masih menyediakan minyak tanah bersubsidi.

Dengan demikian, lanjutnya, mereka masih bisa memperoleh minyak tanah dengan harga lebih murah dibanding minyak tanah nonsubsidi.

“Tapi tidak tertutup kemungkinan juga minyak tanah nonsubsidi yang mulai didistribusikan di Kota Solo tersebut belum banyak dibeli masyarakat, karena mereka sudah mulai memanfaatkan paket konversi yang telah diterima beberapa waktu lalu. Dan hal itulah yang sebenarnya diharapkan oleh pemerintah untuk menerapkan program konversi tersebut,” kata Aryo.

Advertisement

sry

Advertisement
Kata Kunci : Hiswana Migas
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif