Soloraya
Minggu, 24 Mei 2009 - 19:36 WIB

DBD juga jangkiti 12 warga Nusukan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Wilayah sekolah dinilai paling rawan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk pembawa demam berdarah dengue (DBD). Lantaran itu pihak sekolah didorong untuk menggalakkan kebersihan di lingkungan masing-masing. Sementara, pada awal Mei tahun ini, di Nusukan terdapat 12 orang yang terjangkit DBD.

Ke-12 orang tersebut tersebar di sejumlah RW, di antaranya RW X, RW XXI dan RW XXII. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Nusukan, Mulyadi mengatakan penyebaran nyamuk Aedes Aegepty di lingkungan sekolah perlu diwaspadai. Pasalnya, berdasarkan pengalaman selama ini, sebagian warga diduga digigit nyamuk pembawa penyakit DBD tersebut saat berada di sekolah.

Advertisement

“Sekolahan yang paling rawan, karena di sana kan tidak ada pengawasan secara khusus. Kami sudah mendorong masyarakat untuk mengadakan kerja bakti, tapi untuk di sekolah perlu pengawasan khusus, karena tidak dihuni setiap hari,” kata Mulyadi, saat ditemui Espos, di Kantor Kelurahan Nusukan, Minggu (24/5).

Lurah Nusukan, Djoko Sulistyo membenarkan banyak warga Nusukan terjangkit DBD selama tiga pekan belakangan. Warga di lokasi korban DBD, lanjut dia, telah meminta fogging atau pengasapan kepada Puskesmas setempat. Umumnya fogging dilaksanakan jika dalam satu lokasi terdapat dua hingga tiga warga terjangkit DBD.

“Kawasan yang kena belum tentu kawasan kumuh dan belum tentu juga banyak parit. Malah sekolahan yang kami khawatirkan. Untuk itu kami mendorong pihak sekolah agar meningkatkan kebersihan lingkungan, terutama untuk bak mandi di sekolah dan lain-lain yang selama ini kurang terpantau. Terutama karena kami dengar puncak DBD diperkirakan pada Juni-Juli nanti,” ujar dia.

Advertisement

tsa

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Berdarah Demam
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif